BAB I
PENDAHULUAN
1.2 . LATAR BELAKANG
Sebagian besar manusia saat ini
sudah tidak peduli lagi dengan sesama dan lingkungannya karena merasa
berkelimpahan. Setelah sejarah panjang inovasi teknologi dan eksploitasi
sumberdaya alam, manusia lalu mengalami kritis keterbatasan. Disisi lain,
kekuatan yang dimiliki manusia sebenarnya justru merusak, bahkan membunuh
manusia sendiri lewat kerusakan ekologik. Pada situasi seperti ini, manusia
pada dasarnya sudah mulai kehilangan orientasi dan harapan hidup.
Risiko berupa pudarnya orientasi
dan harapan hidup yang mungkin telah dicanangkan, dipersiapkan dan diusahakan
selama proses kehidupannya melalui penciptaan bentuk-bentuk peradaban yang
digunakan untuk memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam guna keberlangsungan
hidup spesies manusia itu sendiri. Manusia lantas terlena dengan potensi dan
kekuatannya sendiri dalam merengkuh kenikmatan fasilitas yang diberikan alam
dan melupakan satu sisi dalam dirinya sendiri yang sesungguhnya merupakan
kelemahan dan sekaligus menjadi kekuatannya, yaitu sikap mental.
Atas
dasar itu dalam pendidikan lingkungan setiap persoalan selalu dibahas dalam
kaitannya dengan pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup (manusia) secara
keseluruhan. Pendidikan etika lingkungan, terutama yang menekankan pada paham ekosentrisme,
sangat penting untuk dilakukan dan dan diberikan pada generasi muda. Mengingat
merekalah yang kelak akan meneruskan mengelolah alam semesta ini.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja teori dalam etika lingkunga?
2.
Bagaimana dasar-dasar etika untuk mewujudkan kesadaran lingkungan?
3.
Bagaimana prinsip-prinsip yang relevan
untuk lingkungan hidup?
4.
Bagaimana penerapkan etika lingkungan/ membiasakan diri melakukan aturan etika
lingkungan?
1.3. TUJUAN
·
Mengetahui teori-teori yang berkaitan
dalam etika lingkungan
·
Menjelaskan dasar-dasar etika dan
kesadaran lingkungan
·
Mengetahui penerapan etika lingkunga
·
Mengetahui cara-cara/ respon yang
digunakan untuk mengefektifkan penerapan etika lingkunga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teoti-teori Etika Lingkunga Hidup
Sikap dan perilaku
seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh bagaimana pandangan seseorang
terhadap sesuatu itu. Manusia memilki pandangan tertentu terhadap alam, dimana
pandangan itu telah menjadi landasan bagi tindakan dan perilaku manusia
terhadap alam. Pandangan tersebut dibagidalam tiga teori utama, yang dikenal
sebagai Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, and
Deep Environmental Ethics. Ketigateori ini dikenal juga sebagai
Antroposentrisme, Biosentrisme, dan Ekosentrisme.
a. Antroposentrisme
Dinamakan berdasar kata antropos = manusia,
adalah suatu pandanganyang menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta. Karena pusat pemikiran adalah manusia, maka kebijakan terhadap alam
harus diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan manusia. Alam dilihat hanya
sebagai objek, alat dansarana bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan demikian
alam dilihat tidak memiliki nilai dalam dirinya sendiri. Alam dipandang dan
diperlakukan hanyasebagai alat bagi pencapaian tujuan manusia. Namun, dalam
sikapnya yang dianggap semena-mena terhadap alam, pandangan ini juga peduli
terhadap alam. Manusia membutuhkan lingkunganhidup yang baik, maka demi
kepentingan hidupnya, manusia memiliki kewajibanmemeliharan dan melestarikan
alamlingkungannya. Kalaupun manusia bersifat peduli terhadap alam, hal itu
dilakukan semata-mata demi menjamin kebutuhandan kepentingan hidup manusia, dan
bukan atas pertimbangan bahwa alammempunyi nilai pada dirinya sendiri. Teori
ini jelas bersifat egoistis, karena hanya mengutamakan kepentingan manusia.
Itulah sebabnya teori ini dianggap sebagaisebuah etika lingkungan yang dangkal
dan sempit (Shallow EnvironmentalEthics).
b. Biosentrisme
Adalah suatu pandangan yang menempatkan alam
sebagai yangmempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan
manusia. Dengandemikian, biosentrisme menolak teori antroposentrisme yang menyatakan
bahwahanya manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri. Teori
biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya manusia
saja.Pandangam biosentrisme mendasarkan kehidupan sebagai pusat perhatian.Maka,
kehidupan setiap makhluk dibumi ini patut dihargai, sehingga harusdilindungi
dan diselamatkan. Biosentrisme melihat alam dan seluruh isinyamemilki harkat
dan nilai dalam dirinya sendiri. Alam memiliki nilai justru karenaada kehidupan
yang terkandung didalamnya. Manusia hanya dilihat sebagai salahsatu bagian saja
dari seluruh kehidupan yang ada dimuka bumi, dan bukanlahmerupakan pusat dari
seluruh alam semesta. Maka secara biologis, manusia tidak ada bedanya dengan
makhluk hidup lainnya.
c. Ekosentrisme
Pandangan
ini didasarkan pada pemahaman bahwa secara ekologis, baik makhluk hidup maupun
benda-benda abiotik saling terkait satu sama lain. Air disungai, yang termasuk
abiotik, sangat menentukan bagi kehidupan yang adadidalamnya. Udara, walaupun
tidak termasuk makhluk hidup, namun sangatmenentukan bagi kelangsungan seluruh
makhluk hidup. Jadi, ekosentrisme selainsejalan dengan biosentrisme (dimana
kedua-duanya sama-sama menentang teoriantroposentrisme) juga mencakup komunitas
yang lebih luas, yakni komunitasekologis seluruhnya.
Ekosentrisme
disebut juga Deep Environtmental Ethics.
Deep ecolog menganut prinsip biospheric egolitarian-ism, yaitu pengakuan bahwa
seluruhorganisme dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya dari
suatukeseluruhan yang terkait. Sehingga mempunyai suatu martabat yang sama.
Inimenyangkut suatu pengakuan bahwa hak untuk hidup dan berkembang untuk semua
makhluk (baik hayati maupun non-hayati) adalah sebuah hak universalyang tidak
bisa diabaikan
B.
Dasar
Etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat
Empat
tingkat kesadaran lingkungan mengiodentifikasi bahwaawalnya pemikiran etika
lingkungan itu muncul karena adanya krisis lingkungan yang sebab utamanya
adalah gaya hidup manusia dan perkembangan peradabannya. Pola hidup konsumtif,
tanmpa memperhitungkan bagaimana ketersediaan/ daya dukung lingkungan serta
didukung pengangkatan-pengangkatan teknologi membuahkan perilaku eksploitasi.
Namun, sering berjalannya waktu, manusia mulai menghadapi masalah persaingan
mendapatkan sumber daya alam yang
ironisnya justru semakin berkurang dan tingkat daya dukungnya pun mulai
menurun. Masalah ini lah yang memaksa manusia
untuk melihat kembali bagaimana kedudukan, fungsi dan interaksinya
dengan alam semesta yang melahirkan gagasan kesadaran dan etika lingkunga.
Dasar-dasar
pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:
1.
Dasar pendekatan ekologis, mengenalkan
suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas atas
kehidupan dimana tindakan manusia pada masa lalu, sekarang, dan yang kan
datang, akan memberi dampak yang tak dapat di perkirakan. Kita tidak bisa
melakukan hanya satu hal atas alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami
bagaimana alam bekerja, pun kita tidak akan pernah bisa mengelak bahwa apa yang
kita lakukan pasti memberi dampak pada organisme lain, sekarang atau akan
datang.
2.
Dasar pendekatan humanisme, setara
dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan pada pentingnya
tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya
alam.
3.
Dasar pendekatan teologis, merupak dasar
dari keduan pendekatan sebelumnya, bersumber pada agama yang nilai-nilai luhur
dan mulia ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan
bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin
antara alam dan manusia
kesadaran-kesadaran
lingkungan selayaknya ada bagi kepentingan keberlanjutan bumi dan sumber daya
alam, yaitu:
1.
Manusia bukanlah sumber utama dari
segala nilai
2.
Keberadaan alam dan segala sumber
dayanya bukanlah untuk manusia semata, tetapi untuk seluruh spesies organisme
yang ada didalamnya.
3.
Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan
hanya memproduksidan mengonsumsi, tetapi sekaligus mengkonservasi dan
memperbarui sumber daya alam.
4.
Meningkatkan kualitas hidup, sebagaiman
dasar ketiga diatas, harus pula menjadi tujuan kehidupan.
5.
Sumber daya alam itu sangat terbatas dan
harus dihargai sertadiperbaharui.
6.
Hubungan antara manusia dengan alam
sebaiknya kesetaraan antara manusia dan alam, sebuah hubungan dengan organisme
hidup dalam kerja sama ekologik.
7.
Kita harus memelihara stabilitas
ekologik dengan mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman biologis dan
budaya.
8.
Fungsi utama negara adalah mencanangkan
dan pengawasan pemberdayaan sumber daya alam, melindungi individu dan kelompok
masyarakat dari eksploitasi dan perusakan lingkungan.
9.
Manusia hendaknya saling berbagi dan
mengasihi, tidak individualis dan mendominasi.
10.
Setiap manusia di pelanet bumi adalah
unik dan memilii hak berbagai atas sumber daya alam.
11.
Tidak satu pun individu manusia, pihak
industri atau negara berhak untuk meningkatkan haknya atau sumber daya alam.
C.
Prinsip-prinsip
yang relevan untuk lingkungan hidup
etika
lingkungan hidup yang menuntut manusia untuk berinteraksidalam alam
semesta.Dengan ini bisa dikemukakan bahwa krisis lingkungan global yang
kitaalami saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman atau cara
pandang manusia mengenai dirinya, alam, dan tempat manusia dalam
keseluruhanekosistem. Manusia keliru memandang dan keliru menempatkan diri
dalamkonteks alam semesta seluruhnya. Dan inilah awal dari semua bencana
lingkunganhidup yang kita alami sekarang. Oleh karena itu, pembenahan harus
pulamenyangkut pembenahan cara pandang dan perilaku manusia dalam berinteraksi
baik dengan alam maupun dengan manusia lain dalam keseluruhan ekosistem.
Kesalahan
cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme, yangmemandang bahwa
manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya manusia yangmempunya nilai,
sementara alam dan segala isinya sekedar alat bagi pemuasankebutuhan dan
kepentingan hidup manusia. Manusia dianggap berada diluar,diatas dan terpisah
dari alam. Bahkan, manusia dipahami sebagai penguasa atasalam yang boleh
melakukan apa saja. Cara pandang seperti ini melahirkan sikapdan perilaku
eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap alam dan segalaisinya yang
dianggap tidak mempunyai nilai pada diri sendiri.Oleh karena itu, dapat
disampaikan beberapa prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup.
Prinsip-prinsip ini yang dilatar belakangi oleh krisis ekologiyang bersumber
pada cara pandang dan perilaku manusia.
1.Prinsip
sikap hormat terhadap alam (Respect for Nature)
Dari
ketiga teori lingkungan hidup, ketiganya sama-sama mengakui bahwaalam perlu
dihormati. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya. Dengan kata lain,alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja
karena kehidupan manusia bergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan
bahwa manusiaadalah satu kesatuan dari alam.
2.Prinsip
Tanggung JAwab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap
bagian dan benda dialam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengantujuannya
masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentinganmanusia atau
tidak.Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta bertanggung
jawab pula untuk menjaganya. Prinsip ini menuntut manusiauntuk mengambil usaha,
kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan
segala isinya. Itu berarti kelestarian dankerusakan alam semesta merupakan
tanggung jawab bersama seluruh umatmanusia. Wujud konkretnya, semua orang harus
bisa bekerja sama, bahu-membahu untuk menjaga dan melestarikan alam, dan
mencegah sertamemulihkan kerusakan alam dan segala isinya. Hal ini juga akan
terwujud dalam bentuk mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang
secarasengaja ataupun tidak sengaja merusak dan membahayakan keberadaan alam.
3.Solidaritas
Kosmis (Cosmic Solidarity)
Terkait
dengan kedua prinsip tersebut yakni prinsip solidaritas. Prinsip initerbentuk
dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian dari alam semesta.Oleh karena itu,
manusia mempunyai kedudukan yang sejajar dengan alam,maka akan membangkitkan
perasaan solider, perasaan sepenanggungandengan alam dan dengan sesama makhluk
hidup lain. Manusia lalu bisamerasakan apa yang dirasakan oleh makhluk hidup
lain. Manusia bisamerasakan sedih dan sakit ketika berhadapan dengan kenyataan
memilukan betapa rusak dan punahnya makhluk hidup tertentu. Ia ikut merasa apa
yangterjadi dalam alam, karena ia merasa satu dengan alam.Prinsip ini lalu
mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dansemua kehidupan yang ada di
alam semesta. Prinsip ini juga mencegahmanusia untuk tidak merusak dan
mencemari alam dan seluruh kehidupandidalamnya, sama seperti manusia tidak akan
merusak kehidupannya sertamerusak rumah tangganya sendiri.Prinsip ini berfungsi
sebagai pengendali moral, yakni untuk mengontrol perilaku manusia dalam
batas-batas keseimbangan kehidupan. Prinsip ini jugamendorong manusia untuk
mengambil kebijakan yang pro-alam, pro-lingkungan, atau menentang setiap
tindakan yang merusak alam. Khususnyamendorong manusia untuk mengutuk dan
menentak pengrusakan alam dankehidupan didalamnya. Hal ini semata-mata karena
mereka merasa sakit samaseperti yang dialami oleh alam yang rusak.
4.
Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for Nature)
Prinsip
ini juga muncul dari kenyataan bahwa sesama anggota komunitasekologis mempunyai
hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dandirawat. Prinsip kasih
sayang dan kepedulian adalah prinsip tanpamengharapkan balasan yang tidak
didasarkan atas kepentingan pribadi tetapi semata-mata karena kepentingan alam.
Semakin mencintai dan peduli kepadaalam, manusia semakin berkembang menjadi
manusia yang matang, sebagai pribadi yang identitasnya kuat. Manusia semakin
tumbuh berkembang bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian yang
tenang, damai, penuh kasih sayang, luas wawasannya seluas alam.
5.
Prinsip³ No Harm´
Berdasarkan
keempat prinsip moral tersebut, prinsip moral lainnya yangrelevan adalah
prinsip no harm. Artinya, karena manusia memiliki kewajibanmoral dan tanggung
jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akanmau merugikan alam secara
tidak perlu. Dengan mendasarkan diri pada biosentrisme dan ekosentrisme,
manusia berkewajiban moral untuk melindungi kehidupan dialam semesta
ini.Sebagaimana juga dikatakan oleh Peter Singer, manusia diperkenankanuntuk
memanfaatkan segala isi alam semesta, termasuk binatang dantumbuhan, untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal itu dilakukan dengan bijaksana untuk tetap
menghargai hak binatang dan tumbuhan untuk hidup danhanya dilakukan sejauh
memenuhi kebutuhan hidup manusia yang palingvital. Jadi, pemenuhan kebutuhan
hidup manusia yang bersifat kemewahandan di luar batas-batas yang wajar
ditentang karena dianggap merugikankepentingan makhluk hidup lain (binatang dan
tumbuhan).Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung jawab moral bisa dinyatakandalam
bentuk maksimal dengan melakukan tindakan merawat (care),melindungi, menjaga
dan melestarikan alam. Sebaliknya, kewajiban dantanggung jawab moral yang sama
bisa mengambil bentuk minimal dengantidak melakukan tindakan yang merugikan
alam semesta dan segala isinya :tidak menyakiti binatang, tidak meyebabkan
musnahnya spesies tertentu, tidak menyebebkan keanekaragaman hayati di hutan
terbakar, tidak membuanglimbah seenaknya, dan sebagainya.
6.
Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
Yang
dimaksudkan dengan prinsip moral hidup sederhana dan selarasdengan alam adalah
kualitas, cara hidup yang baik. Yang ditekankan adalahtidak rakus dan tamak
dalam mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak- banyaknya.Prinsip ini penting,
karena krisis ekologis sejauh ini terjadi karena pandangan antroposentrisme
yang hanya melihat alam sebagai objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup
manusia. Selain itu, pola dan gayahidup manusia modern konsumtif, tamak dan
rakus. Tentu saja tidak berarti bahwa manusia tidak boleh memanfaatkan alam
untuk kepentingannya. Kalaumanusia memahami dirinya sebagai bagian integral
dari alam, ia harusmemanfaatkan alam itu secara secukupnya. Ini berarti, pola
konsumtif dan produksi manusia modern harus dibatasi. Harus ada titik batas
yang bisaditolerir oleh alam.
D.
Penerapan
Etika Lingkungan Hidup
Sikap
ramah terhadap lingkungan hidup harus bisa menjadi sesatu kebiasaan
yangdilakukan oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupan baik dalam
lingkungankeluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam membudayakan sikap tersebut antara lain,dengana
a. Lingkungan
Keluarga
lingkungan keluarga adalah salah satu
tempat yang sangat efektif menanamkannilai-nilai etika lingkungan.
Hal itu dapat dilakukan dengan :
1 Menanam pohon dan memelihara bunga di
pekarangan rumah. Setiap orangtua memberi tanggung jawab kepada anak-anak
secara rutin untukmerawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk.
2. membiasakan diri membuang sampah pada
tempatnya. Secara bergantian,setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan untuk
menjaga kebersihandan merasa malu jika membuang sapah sembarang tempat.
3.Memberikan tanggung jawab kepada
anggota keluarga untuk menyapurumah dan pekarangan rumah secara rutin.
b)lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan
hidup dapat dilakukan di lingkungan sekolahdengan memberikan pelajaran mengenai
lingkungan hidup dan etika lingkungan,melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagi
wujud kegiatan yang konkret denganmengarahkan pada pembentukan sikap yang
berwawasan lingkungan seperti:
1.Pembahasan atau diskusi mengenai isu
lingkungan hidup
2.
Pengelolaan sampah
3.
Penanaman Pohon
4.
penyuluhan kepada siswa
5.
Kegiatan piket, dan jumsih (jumat
bersih)
c)
Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat , kebiasaan
yang berdasarkan pada etika lingkungan dapat ditetapkan melalui :
1.Membuangan sampah secara berkala ke
tempat pembuangan sampah
2.Kesiadaan untuk memisahkan antara
sampah organic dan sampah nonorganik
3.Melakukan kegiatan gotong royong atau
kerja bakti secara berkala dilingkungan tempat tinggal
4.Menggunakan kembali dan mendaur ulang
bahan-bahan yang masihdiperbaharui
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
a.
Teori-teori etika Lingkunga Hidup
meliputi antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme
b. Dasar
etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat meliputi Dasar pendekatan ekologis,
dasar pendekatan humanisme, dan dasar pendekatan teologis
c. Prinsip-prinsip
yang relevan dalam lingkungan hidup yaitu Prinsip sikap hormat terhadap alam
(Respect for Nature), Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for
Nature), Solidaritas Kosmis (Cosmic
Solidarity), . Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for
Nature), Prinsip³ No Harm´, Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam.
d. Penerapan
etika lingkungan hidup bisa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat.
3.2.
SARAN
Guna
menjamin kelangsungan hidup kita dan generasi mendatangdiharapkan agar tetap
memiliki kehidupan dan lingkungan dalam suasana yang baik dan menyenangkan,
banyak hal yang dilakukan untuk menjaminkelangsungan hidup alam semesta,
setidaknya kita harus merubah sikap dalammemandang dan memperlakukan alam
sebagai hal bukan sebagai sumber kekayaan yang siap dieksploitasi, kapan dan dimana
saja.
DAFTAR
PUSTAKA
http://aprillins.com/2010/1428/tiga-teori-etika-lingkungan-egosentris-homosentris-ekosentris/
Sudjoko,dkk. 2008.
Pendidikan lingkungan hidup. Jakarta: Universitas Terbuka