TEORI KUANTUM CAHAYA
Teori elektromagnetik cahaya
dapat menerangkan sangat baik banyak sekali gejala, sehingga teori ini tentu
mengandung kebenaran. Namun teori yang berdasar kokoh ini tidak
cocok untuk menerangkan efek fotolistrik. Dalam tahun 1905
Einstein menemukan bahwa paradoks yang timbul pada efek fotolistrik dapat
dimengerti hanya dengan memasukkan pengertian radikal yang pernah diusulkan
lima tahun sebelumnya oleh fisikawan teoretis Jerman Max Planck. Ketika itu Planck mencoba menerangkan radiasi
karakteristik yang dipancarkan oleh benda mampat. Kita mengenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan cahaya tampak,
tetapi panjang gelombang lain yang terlihat mata juga terdapat. Sebuah benda tidak perlu sangat panas
untuk bisa memancarkan gelombang elektromagnetik- semua benda memancarkan
energi seperti secara malar (kontinu) tidak perduli berapa temperaturnya. Pada temperatur kamar sebagian besar radiasinya terdapat pada bagian
inframerah dari spectrum, sehingga terlihat.
Sifat yang dapat diamati dari radiasi
benda hitam ini penamaan serupa itu akan dikemukakan alasannya pada bab 9,
di situ pembahasan lengkap persoalan dan pemecahannya diberikan tidak dapat
diterangkan berdasarkan prinsip fisis yang dapat diterima
pada waktu itu. Planck dapat menurunkan
rumus yang dapat menerangkan radiasi spectrum ini (yaitu kecerahan relatif dari
berbagai panjang gelombang yang terdapat) sebagai fungsi dari temperatur dari
benda yang meradiasikannya kalau ia menganggap kalau radiasi yang dipancarkan
terjadi secara tak malar (diskontinu), dipancarkan dalam caturan kecil, suatu
anggapan yang sangat asing dalam teori electromagnet. Catuan ini disebut kuanta. Planck mendapatkan bahwa kuanta yang
berpautan dengan frekuensi tertentu v dari cahaya semuanya harus berenergi sama
dan bahwa energi ini E berbanding lurus dengan v. Jadi
Energi
kuantum
Dengan h, pada waktu itu disebut tetapan Planck,
berharga
h = 6,626 X
10-34 J.s Tetapan Planck
Ketika ia harus menganggap
bahwa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda timbul secara
terputus-putus, Planck tidak pernah menyangsikan bahwa penjalarannya melalui
ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang malar. Einstein mengusulkan bukan saja cahaya dipancarkan menurut suatu kuantum
pada suatu saat, tetapi juga menjalar menurut kuanta individual; anggapan yang
lebih berlawanan dengan fisika klasik. Menurut hipotesis ini efek fotolistrik
dapat diterangkan dengan mudah. Rumusan
empiris persamaan 2.1 dapat ditulis
(3.5) Efek
fotolistrik
Pengurulan Einstein berarti bahwa tiga suku dalam
persamaan 2.3 dapat ditafsirkan sebagai berikut:
= isi energi dari masing-masing kuantum
cahaya datang
= enegi kinetik fotoelektron maksimum
= energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan
sebuah elektron dari permukaan logam
yang disinari.
Beberapa
fungsi kerja fotolistrik terlihat dalam tabel 2.1. Untuk melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh
dari energi yang diperlukan untuk melepaskan electron dari atom bebas dari
logam bersangkutan (lihat Tabel 10.1), sebagai contoh, energi ionisasi cesium
3,9 eV dibandingkan dengan fungsi kerja 1,9 eV. Karena spectrum cahaya tampak berkisar dari 4,2 hingga 7,9 X 1014
Hz yang bersesuaian dengan energi kuantum 1,7 hingga 3,3 eV, jelaslah dari
table 2.1 bahwa efek fotolistrik ialah suatu gejala yang terjadi dalam daerah
cahaya tampak dan ultraungu.
Seperti
telah kita lihat, foton cahaya berfrekuensi berenergi . dapat dinyatakan dalam elektronvolt (eV), yaitu
1
eV = 1,60 x 10-19 J
Tabel 2.1 Fungsi Kerja Fotolistrik
Metal
Lambang Fungsi Kerja, eV
|
Cesium Cs 1,9
Kalium K 2,2
Natrium Na 2,3
Lithium Li 2,5
Kalsium Ca 3,2
Tembaga Cu 4,5
Perak Ag 4,7
Platina Pt 5,6
|
Jadi rumus energi foton dperoleh
sebagi berikut
Dengan λ dinyatakan dalam meter. Bila λ dinyatakan dalam satuan angstrom (Ǻ),
dengan 1 Ǻ = 10-10 m, maka
(3.7) Ǻ Energi
foton
Contoh Soal:
Cari energi kinetik foto electron jika cahaya
ultraungu yang panjang gelombangnya 3500 Ǻ jatuh pada permukaan kalium.
Pemecahan:
Dari table 2.1 fungsi kerja kalium ialah 2,2 eV. Energi kuantum cahaya yang panjangnya 3500 Ǻ ialah
= 3,5 eV
Sehingga energi kinetic fotoelektron maksimum
ialah
= 3,5 eV – 2,2 eV = 1,3 eV.
Kesalahan penafsiran yang lalu
mengenai efek fotolistrik diteguhkan dengan studi mengenai emisi
termionik. Telah lama diketahui bahwa
terdapatnya benda panas menambah konduktivitas listrik udara yang ada di
sekelilingnya, dan menjelang abad ke sembilan belas penyebab gejala itu di
temukan yaitu emisi electron dari benda panas itu. Emisi termonik memungkinkan bekernyanya peralatan seperti tabung gambar televise yang didalamnya terdapat filament logam atau
katoda berlapisan khusus yang pada temperature tinggi menyajikan arus electron yang rapat. Jelaslah bahwa electron
yang dipancarkan memperoleh energi dari agitasi termal partikel pada logam, dan
dapat diharapkan bahwa electron harus mendapat energi minimum tertentu supaya
dapat lepas. Energi minimum ini dapat ditentukan untuk
berbagai permukaan dan selalu berdekatan dengan fungsi kerja fotolistrik, foton
cahaya menyediakan energi yang diperlukan oleh electron untuk lepas, sedang
dalam emisi termionik kalor yang menyediakannya: dalam kasus itu proses fisis
yang bersangkutan dengan timbulnya electron dari permukaan logam sama.
ada gambar yang rusak bang :(
BalasHapus