1. Coba
anda jelaskan pengertian “belajar dan pembelajaran” ? gunakan miniamal 3
pendapat para ahli, selanjutnya disimpulkan menurut analisis dan sintesis
pendapat anda.
Jawab:
Pengertian belajar.
A .
james o. Whittaker dalam (Ahmadi, 2003). Belajar dapat di definisikan sebagai
proses dimana tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau
pengalaman.
B . Howard l kingsley dalam (Ahmadi, 2003). Belajar adalah proses
dimana tingkah laku (dalam arti luas ) ditimbulkan atau di ubah melalui praktek
dan latihan.
C . James Patrick Chaplin dalam (Widianto,
2010). Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar
adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh
respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
D . Hintzman, Douglas L. Dalam (Widianto,
2010). Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme,
manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah
laku organisme tersebut.
E . Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Widianto,
2010). Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya.
·
Kesimpulannya
Jadi belajar merupakn proses dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua
aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja
menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman.
Belajar adalah suatu prosesan bukan hasil. Karena itu , belajar berlangsung
secara aktif dan integratif dengan menggunakan bebagai bentuk perbuatan untuk
mencapai suatu tujuan.
Pengertian Pembelajaran
a.
Rahil Mahyuddin dalam
(ikhsan, 2010). Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan
ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek
b.
Achjar Chalil
dalam (ikhsan, 2010). Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar
c.
Corey dalam (ikhsan, 2010). Pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus
d.
G. A. Kimble dalam (ikhsan,
2010). Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif
dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.
e.
Munif Chatib dalam (ikhsan,
2010). Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
·
Kesimpulannya
Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu pihak sebagi
pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan
pembelajaran adalah terjadi proses belajar (learning process).
2. Belajar
merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan
stimulus dari lingkungan “.
a. Apa
yang dimaksud dengan pernyataan tersebut?
b. Apa
hubungan dengan prinsip-prinsip belajar?
Jawab:
a.
Yang di maksud dengan pernyataan
Belajar merupakan interaksi antara
“keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan stimulus dari lingkungan “,
yaitu bahwa
belajar pada hakekatnya adalah hasil interaksi siswa dengan lingkungan belajar
sehingga memperoleh pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan yang mampu
diperlihatkan dalam bentuk berpikir dan bertindak. Pengatahuan, sikap dan nilai,
serta keterampilan tersebut diperoleh sendiri oleh siswa dengan monkonstruksi
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam diri siswa.
b.
Hubungannya
dengan prinsip belajar yaitu dimana prinsip belajar itu sendiri diantaranya
belajar sebagai suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri individu yang
diaktifkan oleh individu itu sendiri, belajar sebagai penemuan diri sendiri,
belajar sebagai konsekuensi dari pengalaman, belajar sebagai proses kerja sama
dan kolaborasi, belajar sebagai proses evolusi, belajar merupakan proses
pemaksaan, belajar merupakan proses emosional dan intelektual, belajar bersifat
indvidual dan unik.
-
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam
diri individu yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Artinya, belajar bukan
melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi
merupakan proses perubahan dalam diri pelajar sendiri untuk mau melakukan
dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki olehnya.
-
Belajar adalah penemuan diri sendiri, hal ini
mengandung arti belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan
dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan
dan tujuan yang akan dicapai.
-
Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman, seseorang
menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia dapat berdiri
sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. Untuk belajar
yang efektif tidak cukup jika hanya memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar
tesebut perlu diberikan pengalaman.
-
Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi, pada
hakikatnya manusia senang melakukan suatu hal-hal bersama-sama dan saling
membantu. Dengan kerja sama, saling berinteraksi dan berdiskusi, disamping
memperoleh pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan
pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu.
-
Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena
perubahan perilaku memerluakan waktu dan kesabaran, perubahan perilaku
merupakan suatu proses belajar yang membutuhkan waktu lama karena memerlukan
pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh-contoh, dan mungkin
pengalaman sebelum menerima atau berperilaku baru. Untuk itu diperlukan
kesabaran dan ketekunan.
-
Belajar merupakan suatu paksaan dan terkadang menjadi
proses yang menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaaan yang sangat
menyenagkan dan sangat berharga bagi dirinya, bahkan mungkin harus melepasakn
sesuatu yang menjadi jalan hidup atua pegangan hidupnya. Untuk itu dalam
memperkenalkan hal-hal baru yang menghendaki seseorang berperilaku baru
sebaiknya dilakukan tidak secara drastis dan radikal. Harus berhati-hati dan
sedikit demi sedikit sehingga individu mau meninggalkan perilaku lama dengan
senang hati, tidak menyakitkan hati, dan tidak menimbulkan frustasi.
-
Belajar adalah proses emosional dan intelektual, jadi
belajar dipengaruhi oleh keadaan individu atau pelajar secara keseluruhan.
Belajar bukan hanya proses intelektual tetapi emosi juga turut menentukan.
-
Belajar bersifat individual dan unik, setiap orang
mempunyai gaya belajar dan keunikan yang berbeda-beda dalam belajar. Untuk itu
pengajar harus menyediakan media belajar yang bermacam-macam sehingga tiap
individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan keunikan dan gaya
masing-masing.
Dari penjabaran perinsip-prinsip
belajar tersebut maka terlihat bahwa ada kaitannya Belajar
merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan
stimulus dari lingkungan “ dengan prinsip-prinsip belajar.
3. Seorang
(peserta didik) akan mencapai tujuan belajar yang optimal bila ditunjang
beberapa faktor, salah satunya motivasi. Coba anda jelaskan macam-macam
motivasi yang dimaksud, dan mengapa motivasi diperlukan dalam belajar? Gunakan
minimel 5 sumber acuan untuk memperkuat argumentasi anda
Jawab
§ Macam-Macam
Motivasi
Motivasi diri timbul dan berkembang terdapat dalam dua
dasar utama yakni : motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
a.
Motivasi Intrinsik
Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah :
“motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu”.Dengan demikian motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
pada suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas
belajar. Sedangkan menurut Chalijah Hasan motivasi intrinik adalah : “jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dan dorongan dari orang lain”.
Ada beberapa macam terbentuknya motivasi intrinsik dalam
kegiatan belajar, antara lain :
1).
Adanya Kebutuhan
Menurut Ngalim Purwanto : “Tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
fisik maupun psikis”.
Menurut Yaumil Agoes : “memahami kebutuhan anak adalah
semata-mata untuk memberi peluang pada anak memilih berbagai alternatif yang
tersedia dalam suatu lingkungan yang kaya stimulasi”.
2).
Adanya Cita-Cita
Selanjutnya pendorong yang mempunyai pengaruh besar
adalah adanya cita-cita. Cita-cita merupakan pusat bermacam-macam
kebutuhan-kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan itu biasanya direalisasikan di
sekitar cita-cita itu. Sehingga cita-cita tersebut mampu memberikan energi
kepada anak untuk melakukan sesuatu aktifitas belajar.
Jadi seseorang anak harus mempunyai cita-cita dan dengan
cita-cita tersebut dapat meraih apa saja yang diinginkan. Selanjutnya Zakiah
Daradjad menjelaskan bahwa : “Manfaat sikap-sikap cita-cita dan rasa ingin tahu
anak. Pada umumnya anak-anak preadolescent dan permulaan adolesent memiliki
cita-cita yang tinggi dan sering mereka memberi respon dalam bentuk kerja sama
permainan, kejujuran dan karajinan”.
Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa perlu
pemberian motivasi yang tepat terhadap anak yang belum mengetahui pentingnya
belajar yang menunjang terhadap pencapaian cita-citanya. Disinilah peranan dan
kontribusi keluarga di tuntut untuk memberikan motivasi, agar anak dapat
melakukan perbuatan yang dapat menunjang pencapaian cita-citanya .
3)
Keinginan Tentang Kemajuan Dirinya
Di dalam proses belajar, motivasi memang memegang peranan
penting. Menurut Sadirman bahwa : “melalui aktualisasi diri pengembangan
kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan
diri ini menjadi salah satu keinginan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan
diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu”.
4)
Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar itu akan berjalan kalau disertai dengan minat.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Menurut Chalijah Hasan motivasi ekstrinsik adalah “jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar”. Sedangkan
Sadirman menyebutkan : “motivasi ekstrinsik itu adalah motif-motif yang aktif
dan fungsinya karena adanya perangsang dari luar”.
Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik
itu aktif jika di rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam
menumbuhkan motivasi .
Anak didalam melakukan sesuatu aktifitas belajar
seringkali mengalami kesulitan dan untuk mengatasi kesulitan tersebut keluarga
sebagai pilar utama harus membantu anak dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada anak dapat menjadikan anak
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak
mudah putus asa.
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan
anak agar melakukan aktifitas belajar, diantaranya adalah :
1)
Pemberian Hadiah
Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif
dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan
alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Keluarga sakinah dapat memilih
macam-macam hadiah dengan disesuaikan dengan sutuasi dan kondisi tertentu.
Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat membuahkan
semangat belajar dalam mempelajari materi-materi pelajaran. Dan sebuah keluarga
yang sakinah harus memilih waktu yang tepat, yaitu kapan hadiah tersebut akan
diberikan untuk mendatangkan pengaruh positif terhadap anak.
2)
Kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat
untuk mendorong belajar anak, baik persaingan individu maupun kelompok dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar anak. Memang unsur persaingan itu banyak
digunakan dalam dunia industri dan perdagangan, tetapi sangat baik jika
digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar anak.
3)
Hukuman
Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan,
alat pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat menjadi alat
motivasi atau pendorong untuk mempergiat belajar anak. Anak akan berusaha untuk
mendapatkan tugas yang menjadi tanggung jawanya, agar terhindar dari hukuman.
Ishom Ahmadi menyebutkan, “Hukuman adalah termasuk alat
pendidikan represif yang bertujuan menyadarkan anak didik agar melakukan
hal-hal yang baik dan sesuai dengan tata aturan yang berlaku”. Sebelum hukuman
diberikan, hendaknya pendidikan atau orang tua mengetahui tahapan-tahapan
seperti yang disebutkan oleh Ishom Ahmadi, antara lain :
a).
Pemberitahuan
b).
Teguran
c).
Peringatan
d).
Hukuman.
4)
Pujian
Menurut Sadirman adalah “Bentuk reinforcement yang
positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik”. Apabila anak berhasil
dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu memberikan pujian pada anak.
Positifnya pojian tersebut dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi,
akan tetapi pujian yang diberikan kepada anak tidak berlebihan.
Karena apabila terlalu sering, maka anak akan menjadi
besar kepala dan manja. Oleh karena itu pujian hendaknya diberikan secara wajar
saja agar menjadi motivasi bagi anak.
§ Mengapa motivasi diperlukan dalam
belajar karna motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada
aktifitas, maka fungsi motivasi menurut Sadirman AM, adalah :
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
- Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Disamping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian
prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Demikian
posisi motivasi yang sangat vital, namun bukan berarti seseorang dapat mencapai
hasil belajar yang baik, karena berhasil tidaknya seseorang anak dalam belajar
itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, melainkan banyak faktor yang
mempengaruhinya, hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto yang
menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam
faktor”.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan :
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan :
- Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan
faktor individual.
- Faktor yang ada diluar individu kita sebut dengan faktor sosial. Yang termasuk
faktor individual : kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara
lain : keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan, serta kesempatan yang
tersedia didalam motivasi.
Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dipahami
bahwa dengan adanya motivasi pada diri anak yang dibangkitkan melalui pemberian
motivasi belajar yang cukup, baik intrinsik maupun ekstrinsik, kondisi keluarga
yang menunjang yaitu ketenangan, , maka kegiatan belajar terlaksana secara
optimal.
4. cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan
salah satu pendekatan yang tepat di gunakan untuk meningkatkan keaktivan siswa
dalam belajar. Coba anda jelaskan:
a.
pengertian CBSA (minimal 5 sumber/buku bacaan)
b.
apa keunggulan dan kelemahan CBSA dalam pembelajaran?
c.
faktor-faktor apa sajakah yang perlu di
perhatikan dalam penerapan CBSA?
Jawab
a. Pengertian
CBSA yaitu
§ CBSA
dapat diartikan sebagai suatau sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara matra (domein) kognitif,
afektif, dan psikomotorik. (Rusyan. 1991)
§ CBSA
dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah pada kepada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual- emosional siswa dalam proses
pembelajaran, dengan peibatan fisik siswa apabila di perlukan. (Dimyati dan
mujiono. 2009)
§ CBSA
adalah salah satu cara strategi belajar mengajar yang menuntutr keaktifan dan partisipasi subjek
didik seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara
lebih aktif dan efisien. ( Ahmadi. 2003)
§ CBSA
(cara belajar siswa aktif ) sebagai istilah yang sama maknanya dengan student
active learning (SAL). CBSA bukanlah sebuah “ilmu” dan “teori”, tetapi
merupakan salah satu strategi partisipasi peserta didik sebagai subjek didik
secara optimal sehingga peserta didik mampu merubah dirinya (tingkah laku ,
cara berfikir, dan bersikap) secara lebih efektif dan efisien. (Rohani. 2004)
§ CBSA
merupakan suatu” proses kegiatan belajar mengajar “ dimana anak terutama
mengalamai “ keterlibatan intelektual emosional” disamping keterlibatan fisik di dalam proses belajar-mengajar. (Azhar.
1991)
b. Keunggulan
dan kelemahan CBSA
o
Kelebihan dari CBSA antara lain :
1. Guru
tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta
didik. Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk
menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Dengan
kata lain guru tidak melakukan cara pendekatan memberikan ikan kepada peserta
didik, tetapi guru melakukan cara pendekatan memberikan “kail” kepada peserta
didik. Dengan cara begitu peserta didik akan cepat berkembang dan maju di dalam
belajarnya.
2. Peserta
didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun
praktek langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung
dilingkungannya, melalui perlakuan terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan
membaca dan menyimak atau melalui penugasan dan melakukan kegiatan tertentu.
3. melalui
CBSA, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam
kegiatan belajar-mengajar.
4. Melalui CBSA perbedaan pengembangan berebagai
aspek dapat ditangani lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar.
5. Melalui pendekatan CBSA fisik, mental dan
perasaan peserta didik terlibat dalam proses belajar- mengajar dan sangat
membantu perkembangan kehidupan peserta didik seutuhnya.
o
Kekurangan dari kurikulum CBSA
Kekurangan
dari kurikulum CBSA adalah ternyata di dalam penerapannya sering terjadi guru
membiarkan peserta didik belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah
diberikannya sementara guru bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun
terlantar tanpa bimbingan gurunya’. Sehingga muncul plesetan “CBSA , catat buku
sampai abis.
C. faktor yang perlu di
perhatikan dalam penerapan CBSA
(1) Karakteristik tujuan, yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan
sebagai hasil kegiatan,
(2) Karakteristik mata pelajaran / bidang
studi, yang meliputi tujuan, isi pelajaran, urutan, dan cara mempelajarinya,
(3) Karakteristik siswa, mencakup
karakteristik perilaku masukan kognitif dan afektif, usia, jenis kelamin, dan
yang lain,
(4) Karakteristik lingkungan / setting
pembalajaran, mencakup kuantitas dan kualitas prasarana, alokasi jam pertemuan,
dan yang lainnya,
(5)
Karakteristik guru, meliputi filosofinya tentang pendidikan dan pembelajaran,
kompetensinya dalam teknik pembelajaran, kebiasaannya, pengalaman
pendidikannya, dan yang lainnya,
Agar
seorang guru mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memiliki kadar
CBSA tinggi, maka dalam memilih dan menentukan teknik pembelajaran atau sistem
penyampaian hendaknya benar-benar mempertimbangkan kemanfaatan dari teknik
pembelajaran yang dipilihnya. Oleh karena itu pentingnya teknik pembelajaran
ini, maka pemanfaatan teknik pembelajaran itu hendaknya bersesuaian dengan
karakteristik, karakteristik guru, karakteristik tujuan, karakteristik mata
pelajaran / bidang studi, dan karakteristik bahan alat pembelajaran.
Faktor
yang benar-benar harus disadari oleh guru adalah karakteristik siswa yang
dihadapi, baik karakteristik kognitifnya maupun karakteristik afektifnya.
Kesadaran tentang karakteristik faktor-faktor yang berada di luar diri guru dan
faktor-faktor yang ada didalam diri siswa, hendaknya dijadikan titik tolak bagi
guru untuk menyadari akan tugasnya sebagai seorang pengajar. Sebagai pengajar,
guru kiranya lebih pantas berperan sebagai katalisator yang menciptakan
kegiatan pembelajaran melalui pemilihan teknik pembelajaran yang tepat,
sehingga membuat proses belajar yang efektif.
5. Ada beberapa cara
pengorganisasian belajar dan pembelajaran siswa (individual, kelompok , dan
klasikal). Coba anda jelaskan pendekatan apa saja yang dapat digunakan pada
masing-masing pengorganisasian pembelajaran tersebut?
Jawab.
Ø Pengorganisasian
secara individu
a. Pendekatan
konsep dari jerome s. Bruner
Pendekatan ini merupakan suatu model
instruksional kognitif. Berkaitan dengan pengajaran, bruner menyarankan agar
siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip dan
melakukan eksperimen-eksperimen yang memberikan kesempatan siswa untuk menemukan
prinsip-prinsip sendiri.
Pendekatan
tersebut dalam pengajaran dapat dilaksanak bila guru melaksanakannya dengan
teknik inkuiri.
b. Pendekatan
induktif-deduktif dari helda taba
Pendekatan induktif deduktif dalam
pengajaran adalah salah satu pendekatan yang berorientasi pada paham bahwa
belajar pada dasarnya adalah pengembangan intelektual. Pengembangan intelektual
seseorang akan berkembang melalui dua cara:
1. Secara induktif: jika teori yang
diperoleh menjadi generalisasi dari faktor-faktor empiris. Dengan pendekatan
induktif org mulai dari teori2 kecil yg telah di uji berkali-kali kemudian
disusun ke atas menjadi suatu generalisasi.
2. Secara deduktif: teori di bangun dengan
dasar logis dan kemudian di uji berkali-kali melalui esperimen yang sifatnya di
tentukan oleh teori tersebut
Karakteristik
dari pendekatan induktif-deduktif adalah sebagai berikut
1. Proses
berfikir siswa berkembang dari data yang sifatnya spesifik menuju generalisasi
2. Tujuan
belajar adalah mendorong
3. Guru
mengendalikan unsur-unsur yang terlibat
4. Siswa
terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan data yang ada, bahan dan objek
sehingga mereka merasa ada pola tertentu dari data yang diperolehnya.
c. Pendekatan
tingkat perkembangan dari j piaget
Pendekatan tingkat perkembangan ini
dirintis berdasarkan teori belajar dari piaget yang merupakan salah satu
pendekatan yang beranggapan bahwa belajar adalah merupakan pengembangan aspek
kognitif sebagai bekal untuk dapat memecahkan persoalan yang dihadapi siswa
dalam kehidupannya dan untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik
Perkembangan
intelektual menyangkut 3 aspek yaitu struktur, isi, dan fungsi.
-struktur:
struktur intelektual merupakan organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang
memudahkan individu untuk memecahkan masalah –masalah dalam lingkungan
-isi:
Isi yang di maksud ialah perilaku yang khas dari individu dalam merespons suatu
masalah yang dihadapai.
-fungsi
dalam perkembangan intelektual yaitu:
1.
organisasi
2.
adaptasi
Adaptasi dilakukan mulai proses asimilasi dan
akomodasi. Dalam proses asimilasi seseorang menggunakan struktur yang sudah ada
untuk memberikan resnpon. Sedangkan akomodasi seseorang memerlukan modifikasi
dari struktur yang ada untuk tujuan yang
sama.
d. Pendekatan
pengorganisasian konsep dari D Ausubel
Pendekatan pengorganisasian konsep dari
D. Ausubel adalah suatu pendekatan mengajaran yang didasari oleh teori bahwa
belajar adalah suatu proses mental, yang mengembangkan cara berfikir kritis,
logis dan kreatif. Menurut D Ausubel belajar berlangsung pada struktur kognitif
yang ada. Belajar menurut D Ausubel diklasifikasikan dalam 2 dimensi sebagai
berikut:
Dimensi
I : yaitu berhubungan dengancara informasi di berikan ada 2 cara yaitu:
1. Melalui penerimaan
2. Melalui penemuan
Dimensi
II : Yaitu berhubungan dengan bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi baru
ke dalam struktur kognitif yang ada, ada 2 jenis
1. Belajar hafalan
2. Belajar bermakna
Denagn
demikian siswa mengasimilasi pelajaran.
Dimensi
II
Dimensi
I
|
HAFALAN
|
BERMAKNA
|
PENERIMAAN
|
-siswa
menghafal
-materi
disajikan dalam bentuk final
|
-siswa
memasukan informasi ke dalam struktur kognitif
-materi
disajikan dalam bentuk final
|
PENEMUAN
|
-
Siswa menghafal
-
Materi ditemukan oleh siswa
|
-siswa
memasukkan informasi ke dalam struktur kognitif
-materi
ditemukan sendiri
|
e. Pendekatan
inkuiri (proses)
Inkuiri
merupakan suatu proses dimana terdapat interaksi yang tinggi antara siswa,
pengajar, alat/bahan, materi pengajaran, dan lingkungan.
f. Pendekatan
pemecahan masalah
Teori ini timbul karena kurikulum
pengajaran dibuat sedemikian yang tujuannya sebenarnya adalah untuk memecahkan
masalah yang ada dan berkaitan dengan “keperluan serta interest” yang berkembang
pada suatu waktu tertentu.
Dengan
pendekatan pemecahan masalah, menekankan agar pengajaran memberikan kemampuan
bagaimana memecahkan masalah yang objektif dan tahu benar apa yang dihadapi.
Kesimpulan yang secara mendasar dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena
sepanjang orang itu hidup, ia akan dihadapkan pada masalah.
Ø Pengorganisasian
secara klasikal
a. Pendekatan
Hukum Jost
Asumsi
penting yang mendasari Hukum Jost ( Jost’s law ) adalah siswa yang lebih sering
mempraktikan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama
yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutny , berdasarkan
asumsi hokum jost itu maka belajar misalnya dengan kiat 4 x 2 adalah lebih baik
dari 2 x 4 walaupun hasil perkalian kiat tersebut sama .
b. Pendekatan
Ballard dan Clanchy
Menurut Ballard dan Clanchy
, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu
pengetahuan . ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan , yaitu :
1). sikap melestarikan apa
yang sudah ada (conserving)
2). Sikap memperluas
(extending)
c.
Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian
Biggs, pendekatan siswa dapat dikelompokan kedalam tiga prototype (bentuk
dasar) yakni :
1). Pendekatan Surface
(permukaan atau bersifat lahiriah);
2). Pendekatan Deep
(mendalam);
3). Pendekatan Achieving
(pencapaian prestasi tinggi)
Ø Pengorganisasian
secara kelompok
Dalam
kegiatan belajar-mengajar di kelas ada kalanya guru membentuk kelompok kecil.
Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam pembelajaran
kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota
kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi, sebab:
(i)
hubungan antarguru-siswa menjadi lebih sehat
dan akrab,
(ii)
siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat, serta
(iii)
siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar,
cara belajar, kriteria keberhasilan.
Ciri-ciri
yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau dari segi
(i)
tujuan pengajaran,
(ii)
pebelajar,
(iii)
guru sebagai pembelajar,
(iv)
program pembelajaran, dan
(v)
orientasi dan tekanan utama pelaksanaan
pembelajaran.
Pembelajaran
kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar
meningkat. Dalam pembelajaran kelompok jumlah siswa yang bebutu diharapkan
menjadi lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju
pada tiap individu, maka perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju
pada semangat kelompok dalair memecahkan masalah. Anggota kelompok yang
"berkemampuan tinggi" dijadikan motor penggerak pemecah masalah
kelompok.
Peranan
guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari
(i)
pembentukan kelompok,
(ii)
perencanaan tugas kelompok,
(iii)
pelaksanaan, dan
(iv)
evaluasi hasil belajar kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar