Halaman

Sabtu, 31 Maret 2012

MODUL FISIKA DASAR 1 (BELAJAR FISIKA)


MODUL FISIKA DASAR  I


PEDOMAN DAN SASARAN BELAJAR

Dalam buku kecil ini kita terutama akan mendefinisikan besaran-besaran gerak benda yaitu besaran yang kita perlukan untuk memberikan keadaan gerak benda . Selanjutnya kita pelajari hubungan antara besaran-besaran gerak tersebut, dan terakhir akan kita pelajari beberapa bentuk gerak yang sederhana. Di sini kita sama sekali belum menyinggung mengenai penyebab gerak (perubahan gerak), hal tersebut akan dibahas dalam buku mengenai dinamika.
Buku ini dibagi dalam 4 bagian yaitu :
Bagian I          : Besaran besaran kinematika
Bagian II         : Gerak sepanjang garis lurus
Bagian III       : Gerak peluru
Bagian IV       : Gerak melingkar
Jika anda belajar dengan tekun dan mengikuti petunjuk belajar maka setelah mempelajari pokok bahasan yang diuraikan dalam buku ini diharapkan anda mampu :
Menyelesaikan  soal  soal  kinematika  gerak   sederhana misalnya   :   menentukan besaran   besaran   gerak, mengungkapkan keadaan gerak.

PETUNJUK BELAJAR
Pelajarilah uraian dalam buku ini dengan tekun, berusahalah untuk memahami contoh-contoh yang diberikan dan mengamati langkah-langkah penyelesaiannya. Sesudah itu cobalah menyelesaikan sendiri soal soal latihan yang diberikan. Jika anda masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya, dapat anda gunakan petunjuk penyelesaiannya, kemudian berlatihlah lagi dengan soal soal lain sehingga anda tak perlu menggunakan petunjuk penyelesaiannya. Kelancaran anda menyelesaikan soal soal tersebut sangat tergantung pada penguasaan anda mengenai definisi besaran besaran gerak yang diberikan serta hubungan antara besaran-besaran tersebut,
Daftar "kata kunci" berikut ini  dapat  anda  gunakan untuk menguji diri anda mengenai pengenalan / pemahaman anda  sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakannya.

posisi
perpindahan dan jarak yang ditempuh
kecepatan dan laju rata rata
kecepatan dan laju sesaat
percepatan rata rata
percepatan sesaat
posisi sudut
perpindahan sudut
kecepatan sudut rata rata
kecepatan sudut sesaat
percepatan sudut rata rata
percepatan sudut sesaat
herak lur>us beraturan
gerak lurus berubah beraturan
gerak hartnonik sederhana
gerak lingkar beraturan
gerak lingkar berubah beraturan
gerak peluru

PRASYARAT
Untuk mampu memahami hal hal yang dikemukakan dalam buku ini, juga mampu menyelesaikan seal soal yang berhubungan dengannya anda harus terampil :
1. menjumlahkan dan inengurangkan vektor
2. menghitung turunan fungsi sederhana
3. menghitung integral fungsi sederhana
Semoga anda sukses !

BAGIAN I
BESARAN BESARAN KINEMATIKA

Pendahuluan
Dalam MEKANIKA kita akan mempelajari gerak benda. Pada sebagian besar dari mekanika di tingkat dasar ini kita akan mempelajari MEKANIKA NEWTON di mana dipelajari gerak benda benda yang teramati sehari-hari di sekitar kita dengan kecepatan yang biasa-biasa saja. Disamping itu akan diungkapkan sedikit batasan berlakunya MEKANIKA NEWTON yang didasarkan pada hukum gerak Newton tersebut. Pada pokok bahasan KINEMATIKA kita akan mendefinisikan dan mempelajari hubungan antara besaran besaran yang digunakan untuk menyatakan keadaan gerak benda tanpa menyinggung penyebab gerak benda tersebut. Mengenai penyebab perubahan gerak akan dibahas pada pokok bahasan berikutnya yaitu DINAMIKA gerak.

1. POSISI
Kita dapat menggolongkan gerak benda dalam 2  golongan  yaitu perubahan orientasinya seperti di bawah ini
ABC               A'B'C'

dan perubahan posisi seperti di bawah ini
            ABC              A'B'C’



 
Dalam bagian ini kita akan membahas hanya perubahan  posisi benda yang dapat diwakili oleh suatu titik pada benda tersebut, dan karena itu kita bicarakan sebagai "benda titik". Perubahan orientasi akan dibicarakan pada pokok bahasan benda tegar. Kita mulai dengan gerak yang paling sederhana yaitu gerak satu dimensi sepanjang garis lurus yang kita sebut saja sebagai sumbu x. Posisi benda dalam sumbu x ini dinyatakan dalam jaraknya terhadap titik asal (rujukan) yang dipilih.


Dengan memilih satu arah sebagai positif dan yang  lainnya sebagai negatif maka xA bertanda positif dan xB bertanda negatif.
Untuk gerak dalam bidang biasanya kita menggunakan dua  sumbu yang saling tegak lurus, misalnya sumbu x dan sumbu y





Di sini kita menggunakan xA dan yA untuk menyatakan posisi titik A. Jika diperluas pada tiga dimensi maka kita dapat menggunakan sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z. Posisi titik A dinyatakan dalam xA , yA dan zA.
Cara lain untuk menyatakan posisi A di  atas adalah dengan vektor posisi    rA
Cara menyatakan posisi A dengan   rA    ini tentulah lebih singkat. Karena vektor              rA  digambarkan dengan panah yang gambarnya di D, maka rA   sebenarnya lebih jelas ditulis rAO  yang berarti posisi A relatif terhadap O. rAO dapat ditulis sebagai rA – rO karena rO   ­=  0. Jarak dari A ke 0 disebut harga mutlak dari vektor  rA dan dapat ditulis sebagai lrA| =  rA. Kita dapat mengaitkan rA dengan xAdan yA sbb :













xA dan yA, disebut komponen dari vektor posisi rA pada arah sb-x dan sb-y.
Kita dapat pula menghubungkan vektor  posisi  r.  dengan  vektor komponennya dalam arah x dan y sbb.









xA dan yA disebut vektor komponen dari rA dalam arah x dan  y  xA dan yA dapat pula dikaitkan dengan xA dan yA sbb:
Definisikan vektor satuan da lam arah x dan y sbb:
Vektor satuan i adalah vektor yang panjangnya (besarnya) satu satuan dan arahnya dalam arah sumbu x positif
Vektor satuan j adalah vektor yang panjangnya satu satuan dan arahnya ke arah sumbu y positif
Vektor satuan dalam arah sumbu z positif ditulis k

Sebuah vektor  yang  arahnya  ke  arah  sb-x   positif  dan panjangnya 3 satuan dapat dinyatakan dengan 3 i, jika  arahnya  ke arah sb-x negatif, dinyatakan dengan            3 (-i)=-3  i.




















2. PERPINDAHAN
Misalkan sebuah benda mula-mula (keadaan 1) berada pada posisi x1, kemudian benda tersebut berpindah ke posisi x2, maka perpindahan yang dialami benda tersebut didefinisikan sbb :
x = x2 - xl
Dalam definisi ini kita tidak memperdulikan kemana benda itu pergi dan berapa lama waktu yang diperlukan antara posisi x1 dan akhirnya berada di posisi x2 itu.





Contoh : mungkin saja benda tersebut di atas mula-mula  berada  di posisi x, lalu berpindah ke  0,  terus  pindah  lagi  ke  x3 baru kembali ke x2 , atau benda tersebut langsung dari posisi x­1  ke  x2, maka perpindahanhya antara posisi awal x1  ke x2 adalah  x2 –x2.
Hal ini akan lebih jelas dalam dua dimensi sbb :






Jika sebuah benda mula mula berada pada posisi r1 kemudian pindah ke ke posisi r2, maka vektor perpindahannya didefinisikan sbb. :


Dalam definisi ini kita tidak memperdulikan bagaimana caranya benda tsb. berpindah dari posisi r1 ke  r2.  Dapat  saja  langsung mengikuti vektor r tetapi dapat pula mengikuti jalan yang digambarkan dengan garis putus-putus yang berbelok-belok pada gambar di atas.















Meskipun  seorang  olahragawan  berjalan  atau berlari melalui lintasan A atau B, perpindahannya dari 1 ke 2 dinyatakan dengan vektor yang menghubungkan titik 1 dan 2. Jelas bahwa perpindahan tsb. tidak memberi informasi melalui jalan mana yang ditempuh. jika titik 2 berkumpul dengan titik 1 (orang tsb kembali ke posisi semula ), maka perpindahannya nol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar