MODUL FISIKA DASAR I
PEDOMAN DAN SASARAN
BELAJAR
Dalam buku kecil ini kita terutama akan mendefinisikan
besaran-besaran gerak benda yaitu besaran yang kita perlukan untuk memberikan
keadaan gerak benda . Selanjutnya kita pelajari hubungan antara besaran-besaran
gerak tersebut, dan terakhir akan kita pelajari beberapa bentuk gerak yang
sederhana. Di sini kita sama sekali belum menyinggung mengenai penyebab gerak
(perubahan gerak), hal tersebut akan dibahas dalam buku mengenai dinamika.
Buku ini dibagi dalam 4 bagian yaitu :
Bagian I : Besaran besaran kinematika
Bagian II :
Gerak sepanjang garis lurus
Bagian III :
Gerak peluru
Bagian IV :
Gerak melingkar
Jika anda belajar dengan tekun dan mengikuti
petunjuk belajar maka setelah mempelajari pokok bahasan yang diuraikan dalam
buku ini diharapkan anda mampu :
Menyelesaikan
soal soal kinematika
gerak sederhana misalnya :
menentukan besaran besaran gerak, mengungkapkan keadaan gerak.
PETUNJUK BELAJAR
Pelajarilah uraian dalam buku ini dengan tekun,
berusahalah untuk memahami contoh-contoh yang diberikan dan mengamati langkah-langkah
penyelesaiannya. Sesudah itu cobalah menyelesaikan sendiri soal soal latihan
yang diberikan. Jika anda masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya,
dapat anda gunakan petunjuk penyelesaiannya, kemudian berlatihlah lagi dengan
soal soal lain sehingga anda tak perlu menggunakan petunjuk penyelesaiannya.
Kelancaran anda menyelesaikan soal soal tersebut sangat tergantung pada
penguasaan anda mengenai definisi besaran besaran gerak yang diberikan serta
hubungan antara besaran-besaran tersebut,
Daftar "kata kunci" berikut ini dapat
anda gunakan untuk menguji diri
anda mengenai pengenalan / pemahaman anda
sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakannya.
posisi
perpindahan dan jarak yang ditempuh
kecepatan dan laju rata rata
kecepatan dan laju sesaat
percepatan rata rata
percepatan sesaat
posisi sudut
perpindahan sudut
kecepatan sudut rata rata
kecepatan sudut sesaat
percepatan sudut rata rata
percepatan sudut sesaat
herak lur>us beraturan
gerak lurus berubah beraturan
gerak hartnonik sederhana
gerak lingkar beraturan
gerak lingkar berubah beraturan
gerak peluru
PRASYARAT
Untuk mampu memahami hal hal yang dikemukakan dalam
buku ini, juga mampu menyelesaikan seal soal yang berhubungan dengannya anda
harus terampil :
1. menjumlahkan dan inengurangkan vektor
2. menghitung turunan fungsi sederhana
3. menghitung integral fungsi sederhana
Semoga anda sukses !
BAGIAN
I
BESARAN
BESARAN KINEMATIKA
Pendahuluan
Dalam MEKANIKA kita akan mempelajari gerak benda. Pada
sebagian besar dari mekanika di tingkat dasar ini kita akan mempelajari
MEKANIKA NEWTON di mana dipelajari gerak benda benda yang teramati sehari-hari
di sekitar kita dengan kecepatan yang biasa-biasa saja. Disamping itu akan
diungkapkan sedikit batasan berlakunya MEKANIKA NEWTON yang didasarkan pada
hukum gerak Newton tersebut. Pada pokok bahasan KINEMATIKA kita akan
mendefinisikan dan mempelajari hubungan antara besaran besaran yang digunakan
untuk menyatakan keadaan gerak benda tanpa menyinggung penyebab gerak benda
tersebut. Mengenai penyebab perubahan gerak akan dibahas pada pokok bahasan
berikutnya yaitu DINAMIKA gerak.
1. POSISI
Kita dapat menggolongkan gerak benda dalam 2 golongan
yaitu perubahan orientasinya seperti di bawah ini
ABC A'B'C'
dan perubahan posisi seperti di bawah ini
ABC A'B'C’
Dalam bagian ini kita akan membahas hanya
perubahan posisi benda yang dapat
diwakili oleh suatu titik pada benda tersebut, dan karena itu kita bicarakan
sebagai "benda titik". Perubahan orientasi akan dibicarakan pada
pokok bahasan benda tegar. Kita mulai dengan gerak yang paling sederhana yaitu
gerak satu dimensi sepanjang garis lurus yang kita sebut saja sebagai sumbu x.
Posisi benda dalam sumbu x ini dinyatakan dalam jaraknya terhadap titik asal
(rujukan) yang dipilih.
Dengan memilih satu arah sebagai positif dan yang lainnya sebagai negatif maka xA
bertanda positif dan xB bertanda negatif.
Untuk gerak dalam bidang biasanya kita menggunakan
dua sumbu yang saling tegak lurus,
misalnya sumbu x dan sumbu y
Di sini kita menggunakan xA dan yA untuk
menyatakan posisi titik A. Jika diperluas pada tiga dimensi maka kita dapat
menggunakan sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z. Posisi titik A dinyatakan dalam xA
, yA dan zA.
Cara
lain untuk menyatakan posisi A di atas adalah
dengan vektor posisi rA
Cara
menyatakan posisi A dengan rA
ini tentulah lebih singkat. Karena
vektor rA digambarkan dengan panah yang gambarnya di D,
maka rA sebenarnya lebih
jelas ditulis rAO yang
berarti posisi A relatif terhadap O. rAO dapat ditulis sebagai rA
– rO karena rO = 0. Jarak dari A ke 0 disebut harga mutlak
dari vektor rA dan dapat
ditulis sebagai lrA| = rA.
Kita dapat mengaitkan rA dengan xAdan yA sbb :
xA dan yA, disebut komponen dari
vektor posisi rA pada arah sb-x dan sb-y.
Kita dapat pula menghubungkan vektor
posisi r. dengan
vektor komponennya dalam arah x dan y sbb.
xA dan yA disebut vektor
komponen dari rA dalam arah x dan
y xA dan yA dapat
pula dikaitkan dengan xA dan yA sbb:
Definisikan vektor satuan
da lam arah x dan y sbb:
Vektor satuan i adalah
vektor yang panjangnya (besarnya) satu satuan dan arahnya dalam arah sumbu x
positif
Vektor satuan j adalah
vektor yang panjangnya satu satuan dan arahnya ke arah sumbu y positif
Vektor satuan dalam arah
sumbu z positif ditulis k
Sebuah vektor yang
arahnya ke arah
sb-x positif dan panjangnya 3 satuan dapat dinyatakan
dengan 3 i, jika arahnya ke arah sb-x negatif, dinyatakan dengan 3 (-i)=-3 i.
2.
PERPINDAHAN
Misalkan sebuah benda
mula-mula (keadaan 1) berada pada posisi x1, kemudian benda tersebut
berpindah ke posisi x2, maka perpindahan yang dialami benda tersebut
didefinisikan sbb :
∆x
= x2 - xl
Dalam definisi ini kita tidak memperdulikan kemana
benda itu pergi dan berapa lama waktu yang diperlukan antara posisi x1
dan akhirnya berada di posisi x2 itu.
Contoh
: mungkin saja benda tersebut di atas mula-mula
berada di posisi x, lalu
berpindah ke 0, terus
pindah lagi ke x3
baru kembali ke x2 , atau benda tersebut langsung dari posisi x1 ke
x2, maka perpindahanhya antara posisi awal x1 ke x2 adalah x2 –x2.
Hal
ini akan lebih jelas dalam dua dimensi sbb :
Jika
sebuah benda mula mula berada pada posisi r1 kemudian pindah ke ke
posisi r2, maka vektor perpindahannya didefinisikan sbb. :
Dalam definisi
ini kita tidak memperdulikan bagaimana caranya benda tsb. berpindah dari posisi
r1 ke r2. Dapat
saja langsung mengikuti vektor ∆r
tetapi dapat pula mengikuti jalan yang digambarkan dengan garis putus-putus
yang berbelok-belok pada gambar di atas.
Meskipun seorang
olahragawan berjalan atau berlari melalui lintasan A atau B,
perpindahannya dari 1 ke 2 dinyatakan dengan vektor yang menghubungkan titik 1
dan 2. Jelas bahwa perpindahan tsb. tidak memberi informasi melalui jalan mana
yang ditempuh. jika titik 2 berkumpul dengan titik 1 (orang tsb kembali ke
posisi semula ), maka perpindahannya nol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar