A.
PENGERTIAN
ALAM SEMESTA
Pengertian alam semesta
mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom,
elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet
ataupun galaksi. Para ahli astronomi mempergunakan istilah alam semesta dalam
pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya
(termasuk bumi sebagai salah satu planet).
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau
alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa
manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu
mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus.
Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus
mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih
cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari
galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang
di alam semesta.
1.
Galaksi
Galaksi adalah
kumpulan benda-benda langit yang terdapat di alam semesta yang berjumlah jutaan
bahkan milyaran. Menurut Fowler kira-kira 12.000 juta tahun lalu galaksi yang jumlahnya
ribuan di alam semesta tidaklah seperti galaksipada saat ini. Saat itu galaksi
masih merupakan kabut gas hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang
angkasa. Kabut gas tersebut bergerak perlahan-lahan berputar pada porosnya
sehingga keseluruhannya seolah-olah berbentuk bulat, dikarenakan gaya beratnya
maka kabut gas hidrogen tadi mengadakan kontraksi di mana bagian luar dari
kabut gas hidrogen tersebut banyak yang tertinggal. Di tempat yang rotasinya
lambat atau mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang.
Beberapa galaksi di antaranya telah dikenal dengan baik, misalnya galaksi
Andromeda, galaksi Magellan, galaksi Ursa Mayor, galaksi Jauh, galaksi Black
Eye, dan galaksi yang dikenal dengan galaksi kita (Our Galaxy), yaitu galaksi
Bima Sakti atau galaksi Susunan Jalan Susu (The Milky Way System).
2.
Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu dan
gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan sangat luas. Nebula banyak diyakini
oleh para ahli sebagai suatu materi cikal bakal terbentuknya suatu sistem
bintang, seperti sistem bintang matahari atau biasa disebut tata surya. Nebula
yang terkenal, antara lain Nebula Orion M42 di rasi Orion dan Nebula Trifid di
rasi Sagitarius.
3. Bintang
Bintang adalah sebuah benda langit yang
dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri. Bintang-bintang berbeda ukuran dan
sifatnya. Beberapa buah bintang lebih kecil dari bumi dan yang lainnya
beribu-ribu kali lebih besar. Salah satu contoh bintang adalah matahari.
Bintang-bintang terbentuk dari kabut debu dan gas yang sangat besar yang
disebut nebula. Terbentuknya bintang diawali dengan penumpukan debu dan gas,
karena adanya gaya yang kuat, sehingga mendorong debu dan gas menjadi sebuah
bola raksasa. Di setiap tempat gaya itu mendorong ke arah pusat bola sehingga tekanan
di pusat semakin membesar. Akibat tekanan yang besar maka suhu semakin
meningkat sehingga pusat bola menjadi panas. Semakin mengecilnya bola akibat
gaya tarik yang terus-menerus, menyebabkan bola panas menjadi mengecil. Debu
dan gas yang terus menekan ke arah pusat menyebabkan naiknya suhu dan tekanan
di pusat bola. Setelah beberapa waktu gas tersebut menjadi panas menyala dan
terbentuklah bintang baru.
4. Rasi bintang
Kelompok
bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan disebut
Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya Rasi Bintang Pari (Crux)
merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya berdekatan, yakni Bintang
Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain Rasi Bintang Pari, nama-nama rasi bintang
lainnya antara lain Rasi Bintang Orion, Centauri, Ursa Mayor, Lyra, dan
Aquilla. Di sekitar Ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit terdapat
12 rasi bintang yang disebut Zodiak. 12 Rasi bintang yang ada di sekitar
ekliptika adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio,
Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan Pisces.
B. TEORI ASAL MULA ALAM SEMESTA
- Teori keadaan tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna
yang menyatakan bahwa alam semesta di manapun dan bilamanapun selalu sama.
Beradasarkan prinsip tersebut, alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu
yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun
galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini menyatakan
bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya
mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besar
dan tuanya.
Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi
menjauhi bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh
jarak galaksi terhadap bumi, maka makin cepat galaksi tersebut bergerak
menjauhi bumi. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu
mengembang (ekspansi) dan
menipis (kontraksi). Dalam masa
ekspansi, terbentuklah
galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung dengan adanya tenaga yang bersumber dari
reaksi inti hydrogen yang akhirnya membentuk berbagai unsure yang lebih
kompleks. Sedangkan pada masa kontraksi,
galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup dan unsur-unsur yang
terbentuk menyusut dengan
mengeluarkan tenaga berupa panas yanfg sangat tinggi. Dengan demikian harus ada
“ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya pengembangan.
2. Teori dentuman/ledakan
besar (Big-bang theory)
Teori Big-bang
ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari suatu ledakan besar
yang bermula dengan ketiadaan dimana materi, energi dan waktu belum ada. Teori
ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan
mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian massa tersebut meledak
dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian bergerak mengembang
dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun,
massa yang berserakan itu membentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang
yang terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Hal ini juga didukung berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh para ahli dengan melibatkan
peralatan-peralatan mikroskopis/teleskop canggih. Satelit COBE yang diluncurkan
oleh NASA pada tahun 1992 telah berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big-bang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar