Halaman

Jumat, 20 April 2012

DISTRIBUSI AIR DIPERMUKAAN BUMI


Hidrosfer 
  Distribusi air di permukaan bumi
            Hidrosfer adalah seluruh lapisan air yang ada pada planet bumi yang mencakup 2/3 permukaan bumi, tetapi massanya hanya sebagian kecil dari massa total bumi. Osean ( samudra) mencakup bedian permukaan lebih besar dibandingkan dengan luas daratan mencakup luas permukaan 39,3% dan osean 60.7% sedangkan dibelahan bumi selatan daratan mencakup luas permukaan 19,1% dan osean 80,9%.
            Air adalah bahan yang dapat ditemui pada bumi dalam ketiga fasa (wujud) yaitu pada (es), cair, dan gas (uap air). Dalam bentuk padat air berada dalam atmosfer dalam bentuk salju, dan sebagai kristal atau batu es (hail stone) didalam awan. Es tampak pada bumi dalam bentuk ladang salju, air beku dalam tanah atau sebagai glasier (es) di pegunungan yang tinggi. Es juga tampak sebagai gunung es (icebergs) di samudra dan sebagai air beku didanau. Es berinteraksi dengan bumi padat, laut, dan udara. Dalam bentuk glasier, ia dapat merubah bentuk daratan. Es muncul dari atmosfer melalui deposisi, dari hidrosfer melalui pembekuan, dan kembali lagi ke atmosfer melalui penguapan dan sublimasi.
            Perubahan fase dari air menjadi uap air disebut penguapan yang memerlukan sejumlah energi atau panas yang di sebut panas penguapan. Panas ini tersimpan dalam uap air yang berbentuk panas laten kondensasi. Jika uap air mengkondensasi, maka panas laten kondensasi diberikan oleh air sehingga molekul-molekulnya terikat lebih rapat dalam bentuk cair. Penguapan mengambil panas  dari lingkungan dan kondensasi memberikan panas pada lingkungan.
            Perubahan fase dari uap air ke es disebut deposisi, kebalikannya dari es menjadi uap air disebut sublimasi. Energi yang diperlukan untuk mengubah es menjadi uap agak (sedikit) lebih besar dari pada mengubah air menjadi uap air. Jika uap menhadi es, sepeerti pembentukan embun beku (frost), maka panas laten sublimasi diberikan kepada lingkungan sehingga udara menjadi panas.
            Peleburan dar es menjadi air membutuhkan sejumlah energi yang disebut panas peleburan. Sedangkan dalam fase cair panas ini tersimpan sebagai panas leten peleburan. Panas ini akan dilepaskan jika iar membeku. Jad peleburan es seperti penguapan air mengambil panas, sedangkan pembentukan air seperti kondensasi uap air melepas panas. Transformasi air melaui semua fasenya pada bumi disebut daur hidrologi.
            Air berubah menjadi uap penguapan.terutama melalui penguapan air laut dan air tawar, dan melaui transpirasi tetanaman. Uap air di atmosfer dibawa oleh angin dalam jarak yang jauh, dan mungkin dari darat ke laut atau dari laut kedarat. Uap air yang naik menjad dingin dan mengkondensasi menjadi tetesan-tetesan awan dan kristal es yang kemudian jatuh presipitasi ( hujan dan salju). Kebanyakan presipitasi ini kembali kelaut. Dari presipitasi yang jatuh kedarat, sebagian diperlukan tanaman dan binatang. Sebagai besar curah hujan mengalir di atas darat sebagai limpahan (run off) yang bergabung dengan lelehan salju, sebagian mengalir kesungai yang akhirnya menuju ke laut. Semua air tawar (fres water) dibumi berasal dari air hujan. Sebagian dari hujan merembas ke tanah yang membantu pada cadangan air tanah dan pada arus bawah tanah. Sisanya akan kembali ke atmosder melalui penguapan.
(Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Rosda)

1 komentar:

  1. artikel yang menarik, kami juga punya artikel tentang 'distribusi air' silahkan buka link ini
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/953/1/20406648.pdf
    semoga bermanfaat ya

    BalasHapus