1. Model Atom Democritus (460
SM–370 SM)
Sejarah
penemuan atom bermula sejak zaman dahulu kala. Pada tahun 400 SM seorang filsuf
Yunani bernama Democritus, mengemukakan bahwa materi tersusun atas partikel -
partikel kecil yang tidak dapat dibelah kembali. Beliau memberi istilah
"ATOMOS" Ilmu kimia semakin pesat, pemahaman atom pun meningkat. Democritus
mengembangkan teori tentang penyusun suatu materi. Menurut Democritus jika
suatu materi dibelah terus-menerus suatu ketika akan diperoleh suatu partikel
fundamental yang disebut sebagai atom (Yunani: atomos = tidak terbagi). Democritus
juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari material yang
berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya. Dengan model
atomnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua yang kita lihat terdiri dari
bagian/blok bangunan yang lebih kecil disebut atom. Pendapat ini ditolak oleh
Aristoteles (384–322 SM), yang berpendapat bahwa materi bersifat kontinu
(materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Aristoteles lebih
menyetujui teori Empedokles, yaitu materi tersusun atas api, air tanah dan
udara. Sekitar tahun 1592 - 1655 Gasendi mengemukakan bahwa atom
merupakan bagian terkecil suatu zat.
Pada
tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan bukunya "The Sceptical
Chymist" yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari
berbagai kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berbeda. Berseberangan
dengan berbagai pendapat klasik bahwa materi terdiri dari unsur - unsur tanah, api,
air, dan udara.
Pada tahun 1789, istilah element
(unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine
Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
dengan menggunakan metode-metode kimia. Selain itu, Antoine juga dikenal
sebagai penemu oksigen.
Dalton lahir di Eaglefield, Inggris,
pada tanggal 6 September 1766. Orang tuanya menganut agama Quaker, hidup
miskin, dan hanya mampu memberi pendidikan lebih sedikit di atas pendidikan
dasar. Sebagian besar ilmu pengetahuan yang menyinari otak Dalton adalah hasil
dari renungan serta penelaahannya sendiri. Sebagai anak yang cerdas dan rajin
belajar sendiri, Pada usia 12 tahun Dalton mulai mengajar. .
Pada
tahun 1808, John Dalton mencoba untuk membuktikan keberadaan atom. Ia membuat
hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan
tetap. Karena itu, ia melakukan berbagai eksperimen yang akhirnya menunjukkan
adanya unsur yang terdiri dari partikel yang paling kecil bernama atom meski ia
tidak mengetahui strukturnya pada waktu itu. Ia beranggapan bahwa atom
berbentuk seperti pejal.
Dalam buku karangannya yang berjudul New System of Chemical Philosophy ia
berhasil merumuskan hal tentang atom sekitar tahun 1803. Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom yang tidak dapat
dibagi lagi. Tiap-tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa
identik, dan senyawa terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam
komposisi yang tetap. Dalam teorinya, ia menyatakan bahwa;
a)
setiap unsur terdiri dari partikel terkecil yang bernama atom,
b) setiap atom dari unsur yang sama memiliki sifat
yang sama,
c) jika unsur berbeda, sifat juga berbeda
d) atom tidak dapat diubah dan dimusnahkan,
e) atom yang bergabung membentuk molekul,
f) dan dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing
unsur adalah tetap
v Kelebihan teori atom
Dalton
a. Dapat
menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
b. Dapat
menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
v Kelemahan teori atom
Dalton
Pada
perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidak dapat dijelaskan
oleh teori tersebut, antara lain :
a. Tidak
dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b. Tidak
dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan
antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.
3.
Model Atom J.J Thomson
Thomson dikenal sebagai salah seorang ahli fisika
yang terkenal di Inggris. J.J Thomson lahir di pinggiran Kota Manchester yakni
Creetham Hill pada tanggal 18 Desember tahun 1856. Ia berhasil memperoleh gelar
professor di tahun 1918. Di Cambridge, Thomson juga dikenal sebagai professor
yang aktif di laboratorium Cavendish. Keberadaanya saat itu menggantikan John
Strutt. Berkat prestasinya yang luar
biasa, J.J Thomson kemudian dikenang sebagai professor terhormat di Royal
Institution di London dan juga dikenal dunia sebagai tokoh penemu elektron.
Berdasarkan percobaan tentang
hantaran listrik melalui tabung hampa/tabung pengawan muatan (discharge tube)
atau tabung sinar katode. Dalam tabung katode tekanan gas dalam tabung dapat
diatur melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan cukup rendah dan tegangan
yang cukup tinggi (beberapa ribu volt), gas dalam tabung akan berpijar dengan
cahaya yang warnanya tergantung pada jenis gas dalam tabung (gas neon berwarna
merah, gas natrium berwarna kuning). Jika tekanan gas dikurangi, maka daerah
didepan katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini akan bertambah jika tekanan
gas dalam tabung terus dikurangi, akhirnya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi
bagian tabung didepan katode berpendar dengan warna kehijauan.
Melalui percobaan dapat ditunjukkan
bahwa perpendaran tersebut disebabkan oleh suatu radiasi yang memancar
dari permukaan katode menuju anode. Oleh karena berasal dari katode, maka
radiasi ini disebut sinar katode. Hasil percobaan tabung katoda ini membuktikan
bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu atom karena sinar tersebut
dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. selanjutnya sinar katode
ini merupakan partikel yang bermuatan negatif dan oleh Thomson partikel ini
dinamakan elektron. Karena J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat
subatomiknya, hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara
merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan
lautan muatan positif (model puding prem).
Kesimpulan:
J. J. Thomson
pada tahun 1904, dapat membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam
atom yang dinamai elektron. Ia juga beranggapan jika ada muatan yang negatif,
maka seharusnya ada juga muatan yang positif. Karena itu, ia menyatakan bahwa
atom berbentuk seperti kue kismis atau plum pudding dalam bahasa
Inggris, karena menurutnya bola pejal yang merupakan atom itu sendiri bermuatan
positif dan ada elektron yang menyebar di sekitarnya sehingga atom tersebut
menjadi netral. Tetapi ia tidak dapat menjelaskan susunan muatan negatif dan
positif dari atom.
Kelebihan
1. Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam
atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
2. Dapat menerangkan sifat listrik atom
Kelemahan
1. Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut,
2.
Belum dapat menjelaskan reaksi kimia yang terjadi antar atom
4. Model Atom Ernest Rutherford
Ernest
Rutherford lahir pada 30 Agustus 1871 di Nelson, Selandia Baru, Ernest menerima
pendidikan awal di sekolah-sekolah pemerintah dan pada usia 16 masuk Nelson
Collegiate School. Pada tahun 1889 ia mendapat beasiswa Universitas dan ia
melanjutkan ke Universitas Selandia Baru, Wellington, di mana ia masuk Canterbury
College. Ia lulus MA pada tahun 1893 dengan ganda pertama di Matematika dan
Ilmu Fisik dan dia melanjutkan dengan penelitian di College untuk waktu yang
singkat, menerima B.Sc. gelar tahun berikutnya. Pada tahun yang sama, 1894, ia
dianugerahi Beasiswa. 1.851 Pameran Sains, memungkinkan dia pergi ke Trinity
College, Cambridge, sebagai mahasiswa riset di Laboratorium Cavendish di bawah JJ
Thomson. Pada tahun 1897 ia dianugerahi gelar BA Penelitian
dan Kesiswaan Trotter Coutts-Trinity College. Kesempatan datang ketika Ketua
Macdonald Fisika di McGill University, Montreal, menjadi kosong, dan pada 1898
ia berangkat ke Kanada untuk mengambil posting.
Rutherford kembali ke Inggris pada tahun 1907 menjadi Langworthy Profesor Fisika di Universitas Manchester, menggantikan Sir Arthur Schuster, dan pada 1919 ia menerima undangan Sir Joseph Thomson sebagai Profesor Fisika Cavendish di Cambridge. Dia juga menjadi Ketua Dewan Penasehat, HM Pemerintah, Departemen Penelitian Ilmiah dan Industri; Profesor Filsafat Alam, Royal Institution, London, dan Direktur Laboratorium Mond Royal Society, Cambridge.
Rutherford kembali ke Inggris pada tahun 1907 menjadi Langworthy Profesor Fisika di Universitas Manchester, menggantikan Sir Arthur Schuster, dan pada 1919 ia menerima undangan Sir Joseph Thomson sebagai Profesor Fisika Cavendish di Cambridge. Dia juga menjadi Ketua Dewan Penasehat, HM Pemerintah, Departemen Penelitian Ilmiah dan Industri; Profesor Filsafat Alam, Royal Institution, London, dan Direktur Laboratorium Mond Royal Society, Cambridge.
Teori atom Rutherford didasarkan pada
eksperimen penembakan inti atom lempeng emas dengan partikel alfa yang dikenal
dengan percobaan Geiger-Marsden. Para peneliti di bawah arahan Ernest
Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa
sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam
dari apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan
pendapat bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi
pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet
mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini
haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913,
ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy
menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel
periodik. Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret Todd sebagai nama
yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun merupakan satu unsur yang sama.
J.J. Thomson selanjutnya menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom
tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.
Rutherford bersama dua orang
muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal
dengan hamburan sinar alfa (α) terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah
ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan
bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis
kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson,
yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila
dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka,
didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan
sudut kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa
satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Gambar 1. Eksperimen Rutherford-ernest
Dengan model seperti
itu, maka penghamburan sinar alfa lempeng emas tipis dapat dijelaskan sbg
berikut:
1. Sebagian besar partikel sinar alfa dapat
tembus karena melalui daerah hampa
2. Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena
mengalani gaya tolak inti
3. Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti
bermuatan positif dan sangat pejal.
Kelebihan
1. Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilingi inti
Kelemahan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
5. Model Atom Bohr
Niels
Bohr (lahir di Kopenhagen,
Denmark, 7
Oktober 1885) dan merupakan anak dari Christian Bohr seorang professor
Fisiologi di Universitas Kopenhagen. Niels Bohr adalah seorang ahli
fisika dari Denmark dan
pernah meraih hadiah
Nobel Fisika pada tahun 1922.
Pada tahun 1913,
Bohr menerapkan konsep mekanika kuantum untuk
model atom yang
telah dikembangkan oleh Ernest Rutherford, yang
menggambarkan bahwa atom tersusun dari inti
atom (nukleus) yang dikelilingi oleh orbit elektron.
Anak laki-lakinya, Aage Niels Bohr, juga
penerima Hadiah Nobel. Niels Bohr meninggal
di Kopenhagen, Denmark, 18
November 1962 pada
umur 77 tahun.
Sebelumnya telah ditemukan bahwa terdapat lebih dari satu
jenis atom pada setiap posisi tabel periodik. Istilah isotop kemudian
diciptakan oleh Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang
berbeda namun merupakan satu unsur yang sama. Model atom hidrogen Bohr yang
menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit tetap dan memancarkan energi
foton dengan frekuensi tertentu. Sementara itu, pada tahun 1913, fisikawan Niels
Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan bahwa
elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi dan dapat
meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, namun tidak dapat dengan bebas
berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi. Elektron
haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk melakukan
transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Menurut model atom bohr,
elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang
disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat
energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Gambar 2. Atom Bohr
Model atom Bohr telah memperkenalkan
konsep bilangan kuantum n yang menyatakan orbit atau kulit atom,
yakni n = 1, 2, 3 … yang disebut juga kulit K, L, M …. Susunan elektron dalam
kulit-kulit atom disebut konfigurasi elektron aturan konfigurasi
elektron untuk atom-atom Z ≤ adalah:
·
Pengisian
elektron dimulai dari tingkat energi yang paling rendah, dalam hal ini kulit K.
·
Kulit
K hanya dapat memuat maksimum 2 elektron, sedangkan kulit L dan M dapat memuat
8.
·
Untuk
atom unsur Z = 19 dan Z = 20, pengisian elektron sampai ke kulit
N elektron.
Kelebihan dan Kekurangan atom Bohr:
Kelebihan:
- Keberhasilan teori Bohr
terletak pada kemampuannya untuk meramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen
- Salah satu penemuan
adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-atom yang dieksitasikan
diletakkan pada medan
magnet.
- Dalam orbital tertentu, energi
elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika berpindah ke orbit
yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit yang lebih
dalam
Kelemahan:
- Struktur garis halus ini
dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini tidak pernah berhasil
memerikan spektrum
selain atom hydrogen
- Belum mampu menjelaskan adanya
stuktur halus (fine structure) pada spektrum, yaitu 2 atau lebih garis
yang sangat berdekatan.
- Belum dapat menerangkan
spektrum atom kompleks, Intensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi,
serta Efek Zeeman,
yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada dalam medan magnet.
6. Model Atom Modern
Pada tahun 1926, dengan menggunakan
pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin
Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan
elektron sebagai gelombang tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel.
Konsekuensi penggunaan bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah
bahwa adalah tidak mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan
momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip
ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut
konsep ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa
mendapatkan kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula
sebaliknya. Walaupun model ini sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan
baik menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat
dijelaskan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan
elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan
digantikan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron paling
berkemungkinan berada.
Perkembangan pada spektrometri massa
mengijinkan dilakukannya pengukuran massa atom secara tepat. Peralatan
spektrometer ini menggunakan magnet untuk membelokkan trayektori berkas ion,
dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya.
Kimiawan Francis William Aston menggunakan peralatan ini untuk menunjukkan
bahwa isotop mempunyai massa yang berbeda. Perbedaan massa antar isotop ini
berupa bilangan bulat, dan ia disebut sebagai kaidah bilangan bulat. Penjelasan
pada perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya
neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang hampir sama dengan
proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan
sebagai unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron
yang berbeda dalam inti atom.
Pada tahun 1950-an, perkembangan
pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari
dampak-dampak dari atom yang bergerak dengan energi yang tinggi. Neutron dan
proton kemudian diketahui sebagai hadron, yaitu komposit partikel-partikel
kecil yang disebut sebagai kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian
dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi
partikel subatom ini.
Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk.
di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik untuk menurunkan temperatur atom
menggunakan laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh
William D. Phillips berhasil memerangkap atom natrium dalam perangkap magnet.
Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut untuk
mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini
mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang
pada akhirnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.
Kelemahan Model Atom Modern
Persamaan
gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk partikel dalam
kotak dan atom dengan elektron tunggal
mba umi, mohon ijin untuk info try out gratis
BalasHapusdi link ini ya : try out un online sd smp sma indonesia
#terimakasih