Thales
Of Miletus (624-547 SM)
Thales adalah orang yang pertama
kali mempertanyakan dasar dari alam semesta & apa isinya. Dalam pernyataan
Thales munculah pertanyaan “Dari mana sajakah hal-hal yang berbeda &
beragam itu dibuat?” dan jawaban atas pemikiran itupun bermacam-macam. Seperti
: semua yang ada itu terbuat dari api. Ada yg menjawab tanah, air bahkan api.
Secara
historis, pertanyaan yang diungkapkan Thales pada masa itu hingga kini masih
tetap sebagai permasalahan yang tentu dipertanyakan. Sebagai contohnya adalah
ketika dikenal adanya proton, elektron, neutron dsb. Tetapi masih ada pertanyaan
yang muncul, seperti apakah proton itu? Terbuat dari apakah elektron itu?
Apakah dasar yang lebih mendasarnya lagi? Dan seterusnya.
Pertanyaan
yang secara kontinu dipertanyakan dinamakan sebgai pertanyaan yang signifikan
(a significant question). Selain memulai & merumuskan pertanyaan
signifikan, dedikasi lain yang disumbangkan Thales adalah pernah meramalkan
terjadinya gerhana bulan. Gerhana bulan yang Thales perkirakan ternyata tepat
seperti yang diterima pada masa sekarang ini, yaitu posisi bumi berada
ditengah-tengah antara bulan dan matahari.
Anaksimandross (609-546 SM)
Anaksimandross merupakan
muridnya Thales yang mempercayai bahwa alam diatur oleh suatu hukum. Dia lebih
percaya pada kekuatan fisis ketimbang kekuatan supernatural yang membuat keteraturan
di alam. Menurutnya entitas wujud alam semesta adalan apeiron. Apeiron ini
mirip dengan konsep “kehampaan atau vacuum”, sesutau yang tak jelas atau tak
tentu dalam ruang dan waktu. Dia mempunyai gagasan bahwa evolusi binatang itu
melalui mutasi, dan bukan melalui seleksi alam.
Anaksimenes (585-525 SM)
Anaksimenes merupakan murid dari
Anaksimandros. Dia mengungkapkan bahwa udara atau angin merupakan entitas wujud
alam semesta, udaralah yang mendasari segalanya sehingga dapat dikatakan bahwa
panas dan dingin merupakan penyebab udara menciptakan suatu bentuk. Menurutnya
bumi, matahari dan bintang adalah cakram atau piringan di atas udara.
Empedocles(490-430 SM)
Menurut pendapat dari Empedocles,
entitas wujud di alam semesta terdiri atas empat unsur yaitu api, angin, air,
tanah. Unsur-unsur empat tersebut tidak bisa saling tukar menukar satu sama
lain. Ada dua kekuatan atau gaya yaitu centripetal force of love dan
centrifugal force of strife. Ini yang bertanggung jawab dalam interaksi
unsur-usur tersebut. Teori empat unsur ini di adopsi Aristoteles dan diyakini
hingga abad renaisans (pencerahan). Untuk membuktikan bahwa dia bisa abadi, dia
melompat ke kawah gunung api Etna.
Leucippos (5 SM)
Menurut pendapat Leucippos di dunia
ini tak ada yang terjadi secara kebetulan tanpa alasan, segalanya pasti punya
tujuan. Leucippos merupakan Bapak Atomisme yang berpendapat bahwa entitas wujud
adalah atom. Ada dua entitas yang invariant (karar) yaitu atom dan kehampaan.
Segalasesuatu juga memiliki sifat mendasar yaitu perubahan dan gerak.
Claudius
Ptolomeus
Claudius Ptolemaeus (bahasa
Yunani: Κλαύδιος Πτολεμαῖος; 90 – 168),
adalah seorang ahli
geografi, astronom,
dan astrolog yang hidup pada zaman
Helenistik di provinsi Romawi, Aegyptus.
Ptolemaeus adalah pengarang beberapa
risalah ilmiah, tiga di antaranya kemudian memainkan peranan penting dalam keilmuwan Islam dan Eropa.
Yang pertama adalah risalah astronomi yang dikenal sebagai Almagest (dalam bahasa
Yunani Η μεγάλη Σύνταξις , "Risalah
Besar"). Yang kedua adalah Geographia,
yang merupakan diskusi teliti mengenai pengetahuan geografi Helenistik. Yang
ketiga adalah risalah astrologi dikenal sebagai Tetrabiblos ("Empat
buku") dimana dia berusaha mengadaptasi astrologi horoskop ke filosofi alam Aristotelian.
Ia juga melestarikan daftar raja-raja kuno, disebut "Kanon
Ptolemaeus", yang penting bagi penelitian sejarah Timur
Tengah.
Phytagoras
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM,
di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani:
Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad
ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda
dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Phytagoras adalah seorang filsuf
dan matematikawan yang lebih dikenal sebagai penggagas filsafat bilangan dan
juga sebagai pendiri sekolah filsafat yang bertahan hingga 200 tahun lamanya,
serta berpengaruh kuat terhadap perkembangan pemikiran yunani. Pythagoras
percaya bahwa seluruh fenomena alam dapat dijelaskan melalui istilah yang
terdapat pada bilangan yang saling berkaitan.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan
bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan
Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba
ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa,
para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras
sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di
Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga
berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia
untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus
mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori
perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari
ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta
menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada
tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia
berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan
sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum
Phytagorean.”
Selain sebagai penggagas filsafat
bilangan, Pythagoras juga dikenal baik sebagai penemu hukum geometri atau
teorema yang berguna untuk menentukan panjang sisi miring dalam segitiga. Dia
mengemukakan suatu dalil untuk segitiga siku-siku yang mengatakan bahwa sisi
miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya, Konon kabarnya ia
menemukan dalil itu ketika sedang mengamati ubin-ubin lantai rumah salah
seorang temannya. Teorema Pythagoras ini juga menjadi inspirasi awal baik bagi
Einstein dalam menyusun toeri relativitas umum maupun bagi seluruh fisika modern
yang mencoba menyusun teori terpadu melalui manifestasi ruang waktu geometri.
Phytagoras percaya bahwa angka
bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua
benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa
pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan
Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa
harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak
saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka
dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu
segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi
melalui angka-angka.
Salah satu peninggalan Phytagoras
yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat
hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari
kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini
telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan
ini secara matematis.
Pemikiran lainnya yang tidak bisa
dilupakan adalah gagasan mengenai jagat raya bersifat harmoni ( cosmos ) atau
tidak kacau ( chaos ). Menurutnya keharmonisan alam memiliki kesesuaian dengan
harmoni pada musik. Harmoni suara musik ditentukan oleh pengaturan interval dan
panjang pendeknya senar. Konsep keharmonisan suara musik ini kemudian dijadikan
prinsip umum untuk menjelaskan gagasan tentang keharmonisan jagat raya, dan
semua gerakan planet menyuarakan suara harmoni yang mewakili perbedaan notasi
musik. Bahkan, Johannes Kepler pada permulaan spekulasinya menganggap bahwa
perbedaan gerakan antar planet ditentukan oleh perbedaan oktaf yamg ada pada
skala musik. Ia mengemukakan bahwa bumi itu bulat dan tidak datar, dan dia
mengatakan bahwa benda bulat itu adalah bentuk yang sempurna dan mengemukakan
bahwa bumi di kelilingi oleh matahari, bintang-bintang, dan planet-planet yang
bergerak dengan lintasan berbenruk lingkaran tetap dan bumi sebagai sumbunya.
Suatu hari ia melewati suatu
bengkel pandai besi dan mampir melihat pandai besi sedang kerja menggunakan
martil. Hasil dari pengamatan itu ditemukan bahwa semakin pendek pegangan
martil itu, semakin tinggi pula frekuensi nada yang dihasilkan. Dengan di
ilhami olah hasil pengamatan tadi, maka ia menemukan bahwa panjangnya dawai
mempunyai hubungan erat dengan nada.
Pythagoras dan murid-muridnya
percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan
merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia
percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan
dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus
menemukan bahwa, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi
siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan
untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.
Dalam sejarah perkembangan fisika,
khususnya mengenai studi tentang bunyi, frekuensi, panjang gelombang dan
getaran, pengaruh pemikiran Pythagoras ini cukup terasa. Inilah gambaran umum
mengenai kontribusi Pythagoras dalam dunia fisika.
Archimedes
Archimedes
lahir di Syracusa, Italia (sekitar 287 SM-212 SM). Setelah mengenyam
pendidikan di syracusa, dia mendapat kesempatan melanjutkan studinya di
alexandria, saat itu kota alexandria dibawah pemerintahan suatu dinasti yang
sangat mementingkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Ia murid eucledes, ayahnya
seorang ahli bintang keturunan bangsawan. Pada waktu itu yang menjadi raja di
Syracusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes. Archimedes sendiri adalah
seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani.
Raja
Hieron II yang berkuasa saat itu raja yang sangat kaya dan gemar akan
perhiasan-perhiasan. Sehingga dia memerintahkan pandai emas untuk memuatkan
mahkota, dan ternyata pandai emas ini tekenal ketidakjujurannya, sehingga raja
memerintahkan archimedes sebagai ahli matematika dan fisika yang sangat
terkenal saat itu untuk membuktikan apakah mahkota itu terbuat dari emas murni
atau campuran.
Behari-hari
dia memikiran menemukan suatu cara untuk membuktikan, kepalanya terasa panas.
Kemudian dia pergi mandi dalam bak yang penuh air, sehingga air bak meluap
tumpah ke lantai. Kemudian dia pulang dan berteriak kepada istrinya “ sudah
kutemukan”. “sudah kutemukan”. Ia menemukan dasar dari hukum yang kemudian
terkenal dengan nama “ hukum Archimedes” yang menetapkan tentang “ kehilangan
berat suatu benda yang terendam di air”
Dasar
pemikiran archimedes: “jika dalam sebuah tempat ada air dan air dalam keadaan
tenang, maka di seluruh bagian air tekanannya sama. Kalau ada daerah yang
tekanannya berbeda, maka air dari tempat yang tekanannya tinggi mengalir ke
arah yang tekanannya rendah. Andaikata kedalam air dimasukkan benda, dan
setelah airnya tenang kembali benda ini terapung, keadaan ini menunjukkan bahwa
tekanannya manjadi sama kembali dimana-mana, juga ditempat benda itu berada.
Ini berarti tekanan yang diduduki benda itu seharusnya sama dengan tekanan di
bagian air yang lain atau air yang seharusnya ada disitulah yang sama dengan
air yang terdesak oleh benda.”
Kemudian
terbukalah kemungkinan untuk menyusun percobaan yang akan menguji benar atau
tidaknya jalan pikiran itu. Dalam penyusunan percobaannya archimedes
menggunakan pengetahuan tentang timbangan. Akhirnya dapat ditentukan bahwa
teorinya sesuai dengan hasil percobaan yaitu: “ benda yang terapung atau
terendam dalam air kehilangan berat sesuai dengan berat air yang terdesak.”
Pada
masalah mekanika yang lain archimedes tentang pusat gaya berat dan teori
tentang pengungkit. Ia pernah mengatakan bahwa “ berilah bumi penggantung, maka
saya dapat memindahkannya.” Ia juga mengemukakan hukum paradoks hidrostatis
yang menyatakan bahwa besarnya gaya tekan zat cair dalam tabung dan luas alas
tabung yang ditempati air. Selain itu ia pernah mengatakan bahwa “ apabila dua
buah benda yang sama beratnya, jaraknya, tetapi berlawanan tempat ditinjau dari
titik kesetimbangan maka benda itu akan setimbang.”
Ia
juga menemukan kerek/ bandrol berganda yang dapat digunakan untuk mengengkat benda-benda
yang berat. Juga alat “ sekrup archimedes” yang dapat menaikkan air pada
ketinggian tertentu, dan sekarang sudah menjadi multifungsi.
Dalam
bidang optika, dia pernah membuat lensa positif yang besar. Dengan bantuan
sinar matahari, maka lensa itu dapat digunakan untuk membakar kapal-kapal
perang musuh ynga sedang menuju syracuse.
Dalam
matematika, dia menemukan cara menentukan luas lingkaran setelah ia menentukan
konstanta Ia hampir memformulasikan “ kalkulus integral” yang lebih dari
1800 tahun kemudian baru dikembangkan Issac Newton. Sehinggga dia mendapat
julukan “ bapak ilmu pengetahuan alam eksperimental”. Karena mendasarkan
penemuannya dari hasil eksperimen yang dilakukan. Archimedes adalah orang yang
dikenal menemukan hukum apung ( hukum benda terapung ) atau lebih lazim dikenal
dengan prinsip Archimedes.
Archimedes
merupakan tokoh Yunani yang berupaya mengombinasikan teori dengan eksperimen,
dengan sebuah prosedur yang hampir sama dengan prosedur yang ada sekarang,
namun ia belum berhasil membangun sejumlah prinsip dasar fisika.
Sebagai ilmuan yang berkarakter, Archimedes diakui sebagai eksperimentalis, sang penemu dan anak alam tulen. Bukti – buktinya dapat dilihat dari hasil pencapaian Archimedes pada bidang matematika dan penemuan lain. Archimedes juga mendemonstrasikan kemampuan matematikanya, dalam usaha mencari nilai Pi secara akurat. Ia melakukannya dengan memperkirakan luas lingkaran berbagai sisi polygon, baik yang berada di dalam maupun di luar lingkaran.
Sebagai ilmuan yang berkarakter, Archimedes diakui sebagai eksperimentalis, sang penemu dan anak alam tulen. Bukti – buktinya dapat dilihat dari hasil pencapaian Archimedes pada bidang matematika dan penemuan lain. Archimedes juga mendemonstrasikan kemampuan matematikanya, dalam usaha mencari nilai Pi secara akurat. Ia melakukannya dengan memperkirakan luas lingkaran berbagai sisi polygon, baik yang berada di dalam maupun di luar lingkaran.
Penemuan-Penemuan
Archimedes dibidang fisika;
1.
Penemuan
berbagai perangkat yang digunakan dalam membela Syracuse ketika dikepung oleh
Roma. Ini termasuk ketapel kuat, cermin pembakaran dan sistempuli. Jika AC
adalah sebuah diameter maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
2. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian
dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut
telah ditentukan.
Ia dibunuh oleh seorang prajurit Romawi pada
penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika memandang
Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin
bersama-sama Newton dan Gauss.
Aristoteles
Aristoteles
menurut Raphael,
dalam lukisan Sekolah Athena
(Akademia Athena) School of Athens. Aristoteles (bahasa
Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384
SM – 322
SM)
adalah seorang filsuf
Yunani,
murid dari Plato dan
guru dari Alexander yang Agung.
Ia menulis berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika,
metafisika,
puisi,
logika,
retorika,
politik,
pemerintahan,
etnis,
biologi dan zoologi.
Bersama
dengan Socrates dan Plato,
ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh
di pemikiran Barat. Aristoteles lahir
di Stagira,
kota di wilayah Chacidice,
Thracia,
Yunani
(dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah)
tahun 384
SM.
Ayahnya adalah tabib
pribadi Raja
Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles
menjadi murid Plato.
Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi
Plato di Athena selama
20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal,
dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa di tahun 336
SM,
ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian
mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum,
yang dipimpinnya sampai tahun 323
SM.
Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali
kabur dari Athena guna menghindari nasib
naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah
pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme
untuk menekankan pengetahuan.
Anaxagoras
(500-428 SM)
Anaxagoras
adalah ilmuwan yang berasal dari Yunani. Ia mengatakan bahwa bulan tidak
memancarkan cahaya sendiri, melainkan karena cahaya matahari yang dipantulkan
ke bumi. Anaxagoras juga mengemukakan seperti apa yang dikatakan Thales bahwa
gerhana bulan terjadi karena posisi bumi terletak diantara bulan &
matahari.
Selain
gerhana bulan, Anaxagoras juga menjelaskan terjadinya gerhana matahari. Jika
posisi bulan berada diantara bumi & matahari maka akan terjadilah gerhana
matahari. Masih menurut Anaxagoras, bahwa matahari seperti batu yang sangat
panas sedangkan bulan hanyalah seperti bumi. Namun karena pada periode ini
orang-orang tidak percaya pada pendapat yang kemukakan maka Anaxagoras pun
diusir dari Yunani.
Pengetahuan
lain yang diungkapkan oleh Anaxagoras adalah bahwa tidak ada benda yang
‘hilang’ atau ‘timbul’. Yang ada hanyalah perpaduan (percampuran) dan
penyusunnya dari unsur-unsur asal benda tersebut. Oleh karena itu apabila
terjadi perubahan pada suatu zat maka hal itu disebabkan karenanya penggabungan
atau pemisahan partikel yang sangat kecil dan tidak tampak. Partikel yang ada
tidak dapat diubah, hanya bentuk, rasa & baunya yang berbeda-beda.
Berdasarkan pendapat dari Anaxagoras
itulah akhirnya muncul “Hukum Kekekalan Energi”. Hukum tersebut berbunyi
“Energi tidak dapat diciptakandan juga tidak dapat dimusnahkan. Dengan kata
lain ‘Jumlah energi yang dikeluarkan sama dengan jumlah energi yang
dihasilkan’. Jadi perubahan bentuk suatu energy (dari bentuk yang satu kebentuk
yang lain) tidak mengubah juumlah atau besar energi secara keseluruhan atau
dirumuskan EM = EK + EP.”
try out un online smp kelas 9
BalasHapus#terimakasih buat mba umi untuk artikel nya.